Pertanianku – Jelutung rawa diperbanyak secara generatif melalui benih. Jelutung rawa berbuah pada bulan Maret—April dan Agustus. Agar dihasilkan tanaman yang baik maka biji yang digunakan sebaiknya dari tanaman induk yang memiliki pertumbuhan yang baik. Buah jelutung rawa berbentuk polong berjumlah dua buah setiap tangkainya. Biji jelutung tersimpan dalam polong yang panjangnya 30—40 cm dan diameter sekitar 1,8 cm. Setiap polong terdapat 12—24 biji. Panjang rata-rata biji 5,1 cm; lebar 1,2 cm; dan tebal 0,14 mm. Setiap kilogram terdapat sekitar 20.000 butir biji.
Pengumpulan biji dilakukan dengan cara memanjat pohon induk dan menancapkan pasak-pasak pada batang pohon induk. Polong yang sudah masak akan pecah dan bijinya beterbangan. Oleh karena itu, pengumpulan biji dilakukan sebelum polong masak. Polong-polong yang masak ditandai oleh biji dan sayap yang terdapat pada polong telah berwarna cokelat. Buah polong yang sudah dikumpulkan, lalu dijemur selama sepekan. Setelah kering, polong akan pecah dan mengeluarkan biji yang berada di dalamnya, lalu biji dibersihkan sayapnya.
Media perkecambahan benih dapat disesuaikan dengan bahan yang tersedia di lapangan. Di daerah rawa gambut, media yang digunakan dapat berupa campuran gambut dan pasir (1 : 1), sedangkan di tanah darat dapat digunakan campuran tanah dan pasir (1 : 1). Media ditempatkan di bawah naungan (shading net) dengan intensitas naungan 50—75%. Sebelum ditabur, biji direndam dalam air selama 24 jam, lalu ditiriskan. Selanjutnya, biji ditempatkan secara merata di atas media tabur, lalu ditutup dengan media tanam secara merata. Biji mulai berkecambah setelah 7—10 hari. Penyapihan dilakukan setelah kecambah memiliki sepasang daun sekitar 50—60 hari setelah penaburan benih.
Media persemaian di daerah rawa disarankan menggunakan campuran gambut dan serbuk arang (10 : 1) jika berdasarkan bobot. Lama pembesaran bibit di persemaian disesuaikan dengan ukuran tanaman yang dibutuhkan pada lokasi penanaman. Masa pembesaran bibit sekitar 6—8 bulan di tanah kering, sedangkan di tanah rawa berkisar 8—18 bulan, tergantung kedalaman air rawa. Semakin dalam rawa di lokasi penanaman, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk pembesaran bibit.
Bibit juga dapat diperoleh dengan cara mengumpulkan cabutan anakan alam yang tersebar di sekitar pohon induk. Cabutan anakan alam yang telah terkumpul segera disemai. Penyediaan bahan tanaman juga dapat diperoleh melalui pembuatan setek batang (diameter 0,5—1,5 cm dan panjang 30—40 cm) dari terubusan alam. Setek dengan perlakuan zat perangsang akar, misalnya Rootone F, ditanam pada campuran gambut dan tanah lapisan atas (1 : 1); diberi sungkup plastik; lalu ditempatkan di bawah tegakan. Dengan cara ini dapat diperoleh setek berakar sebesar 29% setelah tiga bulan.
Sumber: Buku Bisnis dan Budidaya 18 Kayu Komersial