Pertanianku – Ayam kampung petelur bisa didapatkan dari ayam yang benar-benar ayam kampung lokal dan dari hasilpersilangan antara ayam braikels putih kombinasi totol-totol (ayam arab) dengan ayam kampung lokal. Jika berdasarkan produksinya, ayam kampung lokal menghasilkan telur sebanyak 150—170 butir/tahun/ekor dengan masa bertelur 8 bulan—2 tahun, sedangkan ayam arab dapat betelur 200—260 butir/tahun/ekor dengan masa bertelur 5 bulan—2 tahun.
Harga telur relatif sama per butirnya (ayam arab dan ayam kampung lokal telurnya di jual butiran). Pada pemeliharaan ayam kampung untuk petelur hanya dibutuhkan ayam betina.
Pada pembelian DOC ayam arab atau ayam kampung biasanya belum di-sexing sehingga 30% masih ditemukan ayam jantan. Bila tujuan pemeliharaannya untuk menghasilkan ayam petelur, hal tersebut akan merugikan peternak. Ayam jantan akan dipelihara sebagai ayam petelur padahal seharusnya hanya dipelihara sebagai ayam pedaging sehingga tidak bisa didapatkan hasil maksimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan seleksi pemisahan DOC jantan dan betina (sexing) terlebih dahulu.
Cara yang dipakai untuk menentukan jenis kelamin anak ayam adalah sebagai berikut.
- Feather sexing (terutama untuk ayam ras)
Warna bulu ayam jantan dan betina berbeda berdasarkan warna bulu induk atau pejantannya.
- Cloaca method
Cara ini memerlukan pelatihan yang intens supaya didapatkan hasil yangakurat. Berikut ini merupakan langkahlangkah sexing pada cloaca method.
- Kaki dan kepala ayam dijepit dengan jari-jari tangan kiri secara hati-hati supaya anak ayam tidak tersakiti.
- Setelah itu, dubur anak ayam dibuka dengan tangan kanan.
- Dengan menggunakan penerangan lampu 100 watt akan terlihat perbedaan kelamin jantan dan betina pada anak ayam (anak ayam jantan terlihat ada tonjolan). Penggunaan metoda ini adalah 12—30 jam setelah anak ayam menetas.
Setelah didapatkan DOC betina maka anak ayam betina diberi perlakuan sebagai ayam petelur dan ayam jantan dipelihara dengan perlakuan sebagai ayam pedaging. Pemeliharaan ayam kampung petelur sama dengan ayam kampung pembibit, tetapi tanpa adanya ayam jantan. Berbeda dari ayam kampung bibit, telur yang dihasilkan dari ayam untuk petelur tidak dapat ditetaskan karena tidak terjadi perkawinan antara ayam jantan dan betina. Kualitas telur dari ayam yang tidak dibuahi/dikawin ayam jantan relatif lebih tahan lama disimpan. Pemanfaatan telur ayam kampung terutama sebagai bahan jamu dan bahan beberapa jenis kue.
Sama seperti ayam kampung untuk bibit, peternak juga bisa mendapatkan calon ayam kampung petelurnya dari ayam dara atau ayam yang siap bertelur di pasar kemudian dipelihara secara intensif pada kandang baterai (kelompok). Satu kandang baterai untuk tiga ayam. Di pasar sudah tersedia kandang untuk ayam ras petelur yang juga dapat digunakan untuk ayam kampung.
Sumber: Buku Paduan Lengkap Ayam