Pertanianku – Pemeliharaan larva merupakankegiatan yang paling menentukan keberhasilan usaha pembenihan ikan patin. Tingkat kematian pada fase larva sampai umur 15 hari sangat tinggi karena stadia larva merupakan fase yang paling kritis dalam siklus hidup ikan patin dan cenderung lebih sulit daripada fase penetasan telur itu sendiri.
Oleh karena itu, penetasan telur dan pemeliharaan secara terkontrol merupakan hal yang mutlak dilakukan. Pemeliharaan larva patin harus dilakukan di ruangan tertutup rapat dan terlindung dari pengaruh perubahan suhu, cuaca, curah hujan, angin, dan hama predator.
Pemeliharaan larva mulai dilakukan ketika cadangan makanan atau kuning telur (yolk) yang ada di perut larva mulai habis, yaitu 1 hari dari telur menetas. Pakan larva yang diberikan setelah telur menetas adalah telur artemia yang baru menetas (nauplius). Selanjutnya, diberi pakan berupa cacing sutera (Tubifex sp.) dan pakan pelet tepungdengan kandungan protein minimal 40%. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai benih ukuran 3/4—1 inci adalah 21—30 hari.
Sumber: Buku Panduan Lengkap Agribisnis Patin