Tips Pemeliharaan pada Gaharu

Pertanianku – Pemeliharaan tanaman penghasil gaharu idealnya harus dilakukan secara intensif hingga mencapai umur enam tahun. Tujuannya tentu saja untuk memperoleh volume kayu yang erat kaitannya dengan volume produksi gaharu yang akan dihasilkan. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan agar dapat dihasilkan gaharu yang baik yaitu sebagai berikut.

Usaha Budidaya Gaharu

  • Penyiangan

Agar bibit dapat melakukan proses aklimatisasi dengan kondisi iklim dan lingkungan tempat penanaman, dalam interval 4—6 bulan sekali dilakukan pembersihan gulma. Hal itu juga dapat mengurangi tingkat kompetisi penggunaan unsur hara yang terkandung di dalam lahan. Penyiangan dilakukan dengan cara menyiangi area di sekitar tanaman penghasil gaharu dalam radius 50 cm. Untuk hasil optimal, penyiangan harus tetap dilakukan hingga tanaman berumur 4—5 tahun.

  • Penggemburan

Penggemburan tanah memegang peranan cukup penting dalam proses pemeliharaan tanaman penghasil gaharu. Tujuan dari penggemburan adalah agar pertukaran oksigen di dalam tanah mampu mendukung dan meningkatkan laju penyerapan unsurhara lahan. Tentu saja hal itu nantinya akan berdampak pada laju pertumbuhan tanaman penghasil gaharu. Penggemburandilakukan dengan cara mengolah area di sekitar tanaman penghasil gaharu dalam radius minimal 50 cm. Kegiatan ini sangat penting dilakukan hingga tanaman berumur 4—5 tahun.

  • Pemupukan

Perlakuan pemupukan didasarkan pada hasil analisa kondisi struktur dan tekstur tanah. Dengan data tersebut, dapat ditentukan jenis dan dosis pupuk yang perlu diberikan pada tanaman. Secara fisik, aspek kebutuhan pupuk akan ditunjukkan oleh pertumbuhan (tinggi dan diameter) tanaman. Pupuk organik (kompos) dari jenis kotoran ternak dapat diberikan kepada tanaman bersama dengan pupuk kimia (urea, NPK, KCl). Tentusaja dosisnya disesuaikan dengan umur, perkembangan, dan pertumbuhan tanaman.

  • Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit lebih ditujukan pada upaya mempertahankan populasi tanaman per satuan luas sesuai dengan jenis usaha yang diterapkan. Pada umumnya, apabila kondisi kawasan hutan memiliki kondisi tingkat penyerapan air (drainase) yang baik, secara biologis akan terhindar dari gangguan penyakit akar dan hama akar. Jika lahan tergenang air, lahan akan banyak dihuni oleh hama akar (uret tanah) dan muncul penyakit akar. Di lahan tersebut, idealnya diberikan pestisida kimia atau biologis pada saat tanam.

Jenis hama yang perlu diwaspadai adalah hama ulat daun (Lepidoptera sp.) yang dapat mematikan bibit maupun tanaman di lapangan. Bila ada tanda gangguan pada tanaman, sebaiknya dilakukan antisipasi dengan insektisida kimia atau organik yang bersifat sistemik maupun kontak.

 

Sumber: Buku Budidaya dan Bisnis Gaharu