Pertanianku – Pemijahan atau perkawinan dapat dilakukan secara massal. Pada umumnya, perbandingan antara jantan dan betina adalah 1 : 2—3. Pemijahan dapat terjadi sebanyak 4—5 kali dalam setahun. Gurami dari jenis bastar dan paris dapat menghasilkan telur dengan jumlah yang bervariasi, antara 3.000—7.000 butir. Sementara itu, untuk varietas blusafir, jumlah telurnya lebih banyak dan dapat mencapai 8.000—10.000 butir. Pemijahan pada gurami lebih sering terjadi pada awal musim hujan.
Setelah kolam pemijahan disiapkan, selanjutnya adalah melakukan proses pemijahan. Proses pemijahan akan terjadi jika syarat-syarat yang diperlukan induk sudah terpenuhi. Tahap-tahapnya adalah sebagai berikut.
- Masukkan induk pada sore hari. Atur kepadatan induk maksimal tiga pasang untuk kolam 25 m2 (3 ekor jantan dan 6—9 ekor betina).
- Pakan yang diberikan berupa pelet terapung sebanyak 1% ditambah daun sente sebanyak 2—3% per hari. Persentase dihitung dari bobot tubuh. Frekuensi pemberianpelet dua kali sehari (pagi hari pukul 08.00—09.00 dan sore hari 16.00—17.00).
- Setelah induk dimasukkan, kolam pemijahan harus selalu dicek, terutama bagian meja yang berisi ijuk. Jika jumlahnya berkurang, kemungkinan induk sudah memijah sangat besar. Namun, berdasarkan pengalaman para pembenih gurami, biasanya induk akan memijah dalam jangka waktu sekitar satu minggu setelah dimasukkan ke dalam kolam pemijahan. Berikut adalah ciri-ciri sarang yang sudah berisi telur.
- Terdapat lapisan minyak di atas permukaan air dekat sarang.
- Mulut sarang tertutup dan tercium bau amis menyengat.
- Biasanya induk jantan berada dekat sarang.
- Jika sarang ditusuk dengan jari, telur akan terlihat keluar dan mengapung di permukaan air.
Sumber: Buku Usaha Pembenihan Gurami