Pertanianku – Benih yang telah dipanen dari kolam pemijahan bisa dideder di kolam yang lebih luas. Persiapan kolam pendederan meliputi pengeringan kolam, pengapuran, dan pemupukan. Pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang maupun pupuk buatan. Pupuk kandang diberikan sebagai pupuk dasar yang disebarkan di kolam pendederan sebanyak 1 kg/m2. Pupuk buatan yang digunakan harus mengandung unsur fosfor dan nitrogen, yaitu pupuk DS (Double Superphosphat) atau TS (Tripple Superphosphat), dan urea. Bila menggunakan kolam seluas 200 m2, pupuk yang digunakan 4 kg yang terdiri atas pupuk DS/TS sebanyak 2 kg dan 2 kg urea. Pupuk buatan bisa diberikan selama masa pemeliharaan berlangsung atau setelah kolam terisi air.
Pupuk buatan dimasukkan ke dalam kantong kecil yang diberi lubang kecil-kecil, lalu diikatkan pada sebilah bambu dan ditancapkan di dasar kolam. Kantong pupuk tersebut akan menggantung dan terendam air. Pupuk akan larut sedikit demi sedikit. Kedalaman air kolam pendederan sebaiknya antara 50—70 cm. Pemasukan air hanya diberikan untuk mengganti kebocoran dan penguapan air. Air yang berlebihan dapat menghanyutkan unsur-unsur hara yang ada di dalam kolam hanyut.
Benih nila dapat dipelihara dengan kepadatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan mas, nilem, dan tawes. Untuk tahap pertama, ikan dapat ditebar di kolam pemeliharaan dengan kepadatan 10—15 ekor/m2 hingga mencapai ukuran 6—7 cm. Setelah itu, pemeliharaan bisa dilanjutkan di kolam yang sama atau dipindahkan ke kolam lainnya.
Bila pekarangan yang ada cukup luas, tidak ada salahnya membuat kolam khusus untuk pembesaran. Akan lebih baik, kolam tersebut sudah dibuat sejak awal pembuatan sehingga bisa langsung digunakan untuk pemeliharaan ikan dari ukuran 6—7 cm hingga mencapai ukuran konsumsi (bobot 100 g).
Sumber: Buku Budidaya 25 Ikan di Pekarangan