Pertanianku – Pada fase pro-larva, kuning telur masih menempel pada bagian perut larva sehingga larva belum memerlukan makanan dari luar. Perhatian intensif ditujukan pada kondisi kesehatan larva serta kualitas air tempat hidup larva. Pada fase ini, daya hidup larva sekitar 75—90%.
Segera setelah dipanen, larva dimasukkan ke dalam akuarium yang diisi air sebanyak 100 liter. Untuk mempermudah pengamatan, setiap akuarium berisi 10—15 ekor larva. Air yang digunakan sebaiknya berupa air tanah yang telah disaring dan diendapkan terlebih dahulu. Suhu air yang sesuai yaitu 28o C dengan pH 6,5—7. Perubahan suhu secara tiba-tiba dapat mengakibatkan stres, bahkan kematian pada larva. Agar suhu tetap stabil, di dalam akuarium dipasang heater yang difungsikan terus-menerus selama 24 jam dan lampu akuarium dinyalakan pada malam hari. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dipasang aerator yang dihubungkan dari blower dengan menggunakan pipa pralon.
Penggantian air akuarium dilakukantiga kali sehari, yaitu pukul 07.00, pukul 12.00, dan pukul 17.00. Penggantian air dilakukan dengan cara menyedot air akurium dengan menggunakan selang hingga mencapai ketinggian 2 cm. Setelah itu, air pengganti dialirkan masuk. Pada saat air pengganti dimasukkan, penyedotan air diteruskan hingga kotoran yang masih mengendap terbuang seluruhnya. Setelah terlihat bersih, pengisian dihentikan jika air sudah mencapai batas semula.
Perawatan larva pada fase pro-larva berlangsung selama satu setengah bulan atau panjang larva telah mencapai 6—8 cm.
Sumber: Buku Arwana