Tips Praktis Budidaya Labu Siam

Pertanianku – Labu siam merupakan sayuran yang tumbuh merambat yang dikonsumsi. Sebagai sayuran yang dapat diolah menjadi berbagai macam masakan. Labu siam masih tergolong anggota labu-labuan yang juga masih memiliki kerabat dengan tanaman merambat seperti labu kuning, melon, dan blewah. Namun, tidak seperti labu kuning, melon, dan blewah, labu siam hanya memiliki besar dua kali kepalan tangan dengan bentuk oval. Labu siam memiliki kulit luar beralur begitupun dengan pembagian ruang di dalam buahnya. Labu siam juga memiliki kulit yang cukup tipis dan penuh dengan tonjolan yang tidak beraturan. Tanaman ini akan mengeluarkan getah jika dikupas. Maka sebaiknya Anda merendam terlebih dahulu sebelum diolah agar masakan tidak tercampur getah. Selain sangat baik dikonsumsi sebagai sayur, labu siam juga bisa dijadikan lalapan. Berikut cara budidaya labu siam.

Tips Praktis Budidaya Labu Siam

  1. Pengolahan tanah

Sebelum memulai budidaya labu siam Anda harus melakukan pengolah tanah dengan cara membalik tanah dan menyeimbangkan unsur haranya dengan menaburi pupuk kandang dan mencangkul lahan yang akan ditanami labu siam. Buat guludan dan saluran drainase berupa parit agar pengairan baik dan mencegah genangan air yang adapat membuat tanaman busuk. Dianjurkan untuk menyediakan para-para dari kayu atau bambu setinggi 2 meter dengan lebar dan panjang bisa disesuaikan dengan luas lahan. Berikan anyaman bambu di atasnya atau ramraman kawat agar penjalaran tanaman bisa sempurna dan kuat menahan buah labu siam saat pembesaran. Buat lubang tanam berukuran 40×40 cm dengan kedalaman 20 cm. Atur jarak lubang tanam 3×5 m, usahakan kerapatan tanaman antara 1200–1500 tanaman per hektar lahan.

  1. Pembibitan

Tanaman merambat khusunya famili labu-labuan, labu siam diperbanyak melalui biji dalam buah. Semaikan biji labu siam di tempat lembab sampai berkecambah dan muncul tunas. Benih siap tanam jika tunas sudah memiliki panjang 30 cm.

  1. Penanaman dan Pemeliharaan

Untuk memulai budidaya labu siam masukan 2–3 benih ke dalam lubang tanam yang sudah disiapkan, kemudian tutup dengan tanah. Basahi dengan sedikit air untuk menjaga kelembaban tanaman. Jaga agar areal tanam terhindar dari serangan hama, penyakit, dan gulma/rumput liar. Kontrol para-para apakah masih tetap kokoh untuk dijadikan sebagai media rambat labu siam. Bila terlihat rapuh maka segera ganti dengan kayu atau bambu yang cukup kuat. Segera lakukan penyulaman pada tanaman yang mati atau tidak tumbuh baik dengan bibit baru yang berumur sama dengan tanama yang sedang ditanam di lahan tanam.

Penyulaman sudah bisa dilakukan setelah 1 minggu setelah tanam. Saat labu siam mulai tumbuh merambat/menjalar, lakukan penyiangan tahap lanjutan agar tanaman dapat tumbuh berbuah dengan maksimal. Jika sulur sudah keluar, rambat sulur pada para-para dengan benar. Tujuannya agar saat mulai berbuah nanti dapat menyanggah beban buah sehingga pohon tidak rusak dan patah. Setelah tanaman berumur 3–6 minggu, pangkasan cabang agar tunas bisa menyebar dengan baik dan buah akan tumbuh merata serta sempurna. Potong ujung cabang yang tua/tidak tumbuh agar tunas-tunas baru dapat tumbuh dan pucuk daun baru bisa tumbuh. Jaga dan hindarkan tanaman dari serangan hama dan penyakit.

  1. Pemanenan

Labu siam yang telah siap dipanen ketika berumur 3–5 bulan setelah masa tanam. Potong tangkainya menggunakan pisau/gunting tajam, tahan dengan tangan agar jangan sampai terjatuh sebab nilai jual akan berkurang jika kulit buahnya tergoresatau rusak.

Selanjutnya panen berikutnya bisa dilakukan setiap seminggu sekali. Labu siam sendiri memiliki masa produktif sampai usia 3–4 tahun masa tanam. Lakukan pembaruan pada tanaman yang sudah melewati masa produktifnya. Rata-rata perpohonnya labu siam dapat menghasilkan 500 buah atau 8–10 ton/hektar lahan per tahunnya.