Pertanianku — Ayam-ayam ternak yang sudah tidak produktif perlu diapkir. Setelah itu, ayam tersebut akan diganti dengan ayam lain untuk menjaga kontinuitas produksi. Apkir ayam menjadi salah satu tahapan yang penting karena dapat memengaruhi biaya produksi.
Oleh karena itu, penting bagi Anda yang baru saja ingin memulai usaha ternak ayam untuk memperhitungkan fase apkir. Pasalnya, setelah ayam diapkir, Anda harus segera mencari penggantinya, bahkan pengganti tersebut sebaiknya sudah ada sebelum ayam benar-benar diapkir agar kontinuitas produksi tidak terganggu.
Pemeliharaan ayam yang seharusnya diapkir dapat menurunkan pendapatan karena terjadi ketidakefisienan produksi. Produksi telur menurun, sedangkan kebutuhan pakan, minum, dan sarana produksi lainnya kemungkinan tidak berkurang. Itu sebabnya ayam yang sudah diapkir sering dijual menjadi ayam potong.
Berikut ini beberapa tips yang perlu Anda perhatikan saat melakukan apkir ayam ternak.
Ciri-ciri ayam yang akan diapkir
Ayam yang akan diapkir akan terlihat melemas, nafsu makan menurun, badan mulai mengecil, pertumbuhan bulu terganggu, serta jengger pucat atau timbul bintik-bintik.
Siapkan pengganti
Setelah melakukan pengapkiran ayam, peternak harus mulai melakukan persiapan untuk penggantian bibit. Jumlah bibit yang disiapkan harus sesuai dengan jumlah ayam yang akan diapkir.
Apkir dilakukan serentak
Pengapkiran ayam yang ideal dilakukan secara serentak, kecuali kasus tertentu, seperti terjadi kematian atau wabah penyakit. Pengapkiran yang serentak dimaksudkan untuk menghindari ketidakefisienan dalam pemeliharaan.
Apabila pengapkiran dilakukan tidak serentak, kemungkinan timbul gangguan pada ayam yang masih produktif. Penggantian ayam apkir dilakukan satu atau dua minggu setelah kandang dikosongkan.
Selama kandang dikosongkan, kandang perlu dibersihkan dengan cara dicuci dan didisinfeksi untuk membunuh semua mikroorganisme yang merugikan. Selain kandang, Anda juga perlu melakukan hal yang sama dengan seluruh peralatan yang akan digunakan.