Tips Sukses Mengeringkan Jagung pada Musim Hujan

Pertanianku — Jagung merupakan komoditas musiman yang mudah rusak jika tidak ditangani dengan benar. Teknologi pascapanen yang tepat dapat membuat komoditas jagung bertahan lebih lama, tidak mudah rusak, dan bisa disimpan. Salah satu proses pascapanen jagung yang bisa dilakukan adalah pengeringan. Mengeringkan jagung merupakan proses untuk menurunkan kadar air hingga mencapai nilai tertentu sehingga jagung siap diproses lebih lanjut.

mengeringkan jagung
foto: pixabay

Jagung sering dibutuhkan sebagai bahan pangan, bahan campuran sayuran, dan bahan pokok untuk industri pakan ternak. Oleh karena itu, ketersediaan jagung harus dijaga setiap tahunnya.

Jagung yang bisa dipanen dapat dilihat dari tingkat kematangan yang tepat. Jagung yang sudah matang memiliki kelobot berwarna kuning, bijinya sudah mengering dan warna biji terlihat mengilap, jika ditekan dengan ibu jari tidak akan menimbulkan bekas tekanan, serta kadar airnya sudah mencapai 35 persen.

Panen jagung sangat bagus dilakukan saat hari cerah. Jika panen dilakukan ketika hujan turun, penanganan akan mengalami banyak hambatan sehingga kualitas jagung jadi cepat menurun. Salah satu hambatan yang sering dihadapi adalah pengeringan.

Jika jagung terlambat dipanen pada musim hujan, butir-butir jagung akan berkecambah di dalam kelobotnya.

Sebaiknya, jagung dipanen bersama dengan kelobotnya untuk meminimalisir risiko kerusakan butir-butir pada jagung.

Tujuan lain dari pengeringan adalah memenuhi persyaratan mutu jagung yang layak untuk dipasarkan. Kadar air yang bagus untuk jagung yang akan dipasarkan adalah 14 persen. Mengeringkan jagung bisa dilakukan dalam dua tahap.

Pada tahap awal, pengeringan dilakukan untuk memudahkan pengerjaan pemipilan jagung. Hal ini karena jika pemipilan dilakukan setelah pengeringan, malah dapat menyebabkan butir jagung menjadi rusak, kulitnya terkelupas, cacat, dan pengerjaannya semakin sulit. Pada tahap ini, kadar air di dalam jagung disusutkan hingga mencapai 17—18 persen. Saat jagung sudah berbentuk pipilan, jagung dikeringkan lagi hingga kadar airnya mencapai 13 persen.

Pengeringan jagung yang dilakukan saat musim panas bisa dilakukan dengan menggunakan cahaya matahari selama 3 hari jika cuaca selalu cerah.

Sementara itu, untuk mengeringkan jagung di musim hujan bisa dilakukan melaui dua cara. Pertama, meletakkan jagung tanpa kelobot di bawah terpal dengan ketinggian 80—100 cm, di sekeliling terpal tersebut dibuat parit agar aliran air bisa berjalan lancar. Kedua, pengerigan dilakukan dengan meletakkan jagung tanpa kelobot di dalam pondok dengan panggung berlantai jarang dan jika diperlukan bisa dilakukan pengasapan. Kedua cara tersebut akan berlangsung selama 7—15 hari.