Tips Usaha Pembibitan Ayam Kampung

Pertanianku – Semakin banyaknya orang berlomba-lomba untuk membesarkan ayam kampung membuat semakin dicarinya bibit (DOC) berkualitas. Hal ini menjadi tantangan bagi peternak dalam menyediakan bibit tersebut dan merupakan potensi usaha yang sungguh luar biasa jika ditangani dengan serius.

Pembibitan Ayam Kampung

A. Peluang Usaha

Ayam kampung masih menjadi primadona konsumsi masyarakat sehingga keberadaannya selalu dicari. Untuk dapat menyediakan ayam kampung secara kontinu, dibutuhkan ketersediaan bibit (DOC). Oleh karena itu, ketersediaan bibit ayam kampung harus dilakukan secara berkesinambungan agar tidak terjadi kekurangan bibit. Jadi, usaha pembibitan ayang kampung menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan.

B. Memulai usaha

  • Pilih lokasi yang ideal sesuai karakteristik. ayam kampung.
  • Siapkan kandang untuk induk jantan, induk betina, serta DOC.
  • Sediakan peralatan kandang, pakan, minum, serta obat dan vaksin untuk induk dan DOC.
  • Carilah induk berkualitas. Induk betina mampu bertelur sebanyak 100—150 butir/tahun. Pengadaan telur tetas juga dapat diperoleh dari peternak lain.
  • Sediakan mesin tetas berukuran 120 cm x 60 cm x 30 cm untuk menetaskan telur ayam sebanyak 400 ekor/unit.
  • Dalam setahun, setiap induk mampu menghasilkan 150 ekor DOC dengan kelangsungan hidup 80%..

C. Kendala

  • Ketersediaan telur tetas ayam kampung yang baik cukup sulit.
  • Membutuhkan perlakuan yang baik, terutama untuk produksi bibit ayam kampung dengan mesin tetas.
  • Daya tetas telur akan menurun setelah berumur 7 hari.
  • Masih sedikitnya penyedia telur ayam kampung berkualitas.

D. Strategi

  • Kandang untuk pemeliharaan induk ayam kampung dibuat dengan daya tampung 4—5 ekor/m2. Untuk kandang kawin dibuat berukuran 1 m x 2 m dapat menampung 1 jantan dan 6—7 betina. Kandang DOC cukup berbentuk boks berukuran 1 m2 dan dapat menampung 40—45 ekor bibit.
  • Inseminasi buatan/kawin suntik dapat diterapkan. Sperma dari 1 ekor pejantan digunakan untuk 20 ekor betina.
  • Mesin tetas diharus pastikan dalam kondisi baik dengan peralatan dan kelengkapannya. Lakukan fumigasi/pengasapan untuk mesin tetas dan untuk telur yang akan ditetaskan.
  • Telur tetas yang baik memiliki bobot 40—45 g/butir atau 25 butir/kg dan berasal dari induk yang berumur 25—55 minggu.
  • Suhu ideal pada penetasan telur adalah 38,9° C dengan kelembapan 58—60%. Proses penetasan normal 21 hari.
  • Peneropongan telur dilakukan dengan tujuan untuk membedakan telur yang fertil dan steril (infertil). Peneropongan dilakukan pada hari ke-7, 14, dan 18. Telur steril langsung dikeluarkan dari mesin penetasan.
  • Pemutaran telur dilakukan 3 kali sehari hingga hari ke-18.
  • Pakan harus mengandung protein 14—17% dan energi 2.600— 2.900 kkal/kg ransum. Kebutuhan pakan ayam kampung dewasa 90—100 g/ekor/hari, sedangkan DOC 10 g/ekor/hari.

E. Kunci Sukses

  • Pada teknik perkawinan alami, bisa menerapkan perlakuan untuk menghilangkan masa mengeram pada induk betina. Caranya adalah dengan merendam atau mengguyur sebentar induk betina dengan air bersih. Setelahnya, induk dapat kembali bertelur.
  • Penetasan telur jangan sampai mendekati hari ke-7 dari penelurannya karena mempengaruhi tingkat daya tetasnya.

 

Sumber: Buku 34 bisnis Peternakan Hasilkan Jutaan Rupiah