A. Peluang usaha
Penggemukan kepiting bakau merupakan usaha yang cukup menjanjikan. Salah satu penyebabnya adalah kebutuhan kepiting terus meningkat. Selain itu, usaha ini bisa dilakukan dengan waktu singkat. Kepiting sudah dapat dipanen dalam waktu 1—1,5 bulan pemeliharaan dari benih berupa kepiting kempongan (belum gemuk). Teknik budi dayanya tidak begitu sulit. Harganya cukup menggiurkan.
B. Memulai usaha
- Pilih lokasi usaha pembesaran yang airnya bersih dan jernih dengan salinitas 15—35 ppt, pH 6,5—8,5, suhu 24—32o C, oksigen terlarut minimal 3 ppm, dan tidak tercemar.
- Buat petakan tambak dengan dipasangi pagar dari bambu dan waring minimal seluas 100 m2.
- Siapkan peralatan yang dibutuhkan, seperti salinometer, termometer, pH meter, dan tes kit kualitas air.
- Tambahkan pupuk ke dalam tambak berupa kotoran ayam sebanyak 250 g/m2, dan kapur sebanyak 150 g/m2.
- Siapkan kepiting kempongan berukuran 3 ekor per kg, lalu tebar dengan kepadatan 1 kg (3 ekor) per m2.
C. Kendala
- Ketersediaan kepiting kempongan (kepiting yang akan digemukkan) tergantung dari alam.
- Budi daya pada musim panas/kemarau panjang sering terjadi banyak kematian.
D. Strategi
- Berikan pakan berupa kepiting jenis wideng (kepiting di tambak yang tidak dimakan manusia) atau ikan rucah. Pemberian pakan sebanyak 3—5% dari berat biomassa dengan frekuensi satu kali, yaitu sore hari.
- Lakukan penggantian air agar penggemukan kepiting dapat berlangsung dengan baik. Caranya, masukkan air ke dalam tambak pada waktu air laut pasang dan buang jika air surut.
- Buatkan peneduh pada sebagian tambak. Tujuannya untuk mengurangi terik sinar matahari yang dapat menyebabkan kepiting mati.
- Persubur plankton dan buang air bagian permukaan untuk membantu mengurangi panas matahari.
- Panen kepiting setelah dipelihara selama 1—1,5 bulan.
- Cari informasi tentang budi daya penggemukan kepiting di sentra produksinya sebagai bahan perbandingan, seperti di Karawang (Jawa Barat); Serang (Banten), Demak, Semarang, serta Rembang (Jawa Tengah); Banyuwangi (Jawa Timur); dan Bali.
Sumber: Buku 79 bisnis Pertanian Menguntungkan