Tongkol Jagung Diolah Jadi Susu, Seperti Apa Ya?

Pertanianku – Apa yang akan Anda lakukan usai mengonsumsi jagung? Pasti Anda akan langsung membuang tongkol jagungnya bukan?! Tahukah Anda, tongkol jagung juga dapat dimanfaatkan. Bahkan, bisa dijadikan susu segar yang kaya gizi.

foto: istimewa

Ide tercetusnya susu dari tongkol jagung ini berawal oleh sejumlah mahasiswa dari FMIPA UNY. Mereka adalah Etifebriani, Lulik Ahmad Azhar, Leni Fauzy, dan Elsa Nidya Hardyanti dengan pembimbing Das Salirawati melakukan inovasi terhadap tongkol jagung ini.

Mereka berusaha memanfaatkan limbah tongkol jagung yang biasanya hanya dibuang menjadi produk yang berkualitas dan juga sehat.

Seperti diketahui, jagung memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin lebih rendah, dimana pada jagung diketahui mengandung amilopektin lebih rendah, tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa. Inilah yang membuat rasanya menjadi lebih manis.

Cara membuatnya pun cukup mudah, yakni dengan tiga kilogram jagung manis yang dapat menghasilkan sekitar 1 kilogram biji jagung. Jagung kemudian dihaluskan lalu disaring.

Proses selanjutnya adalah dimasak. Setelah dimasak setengah matang dan diolah, akan menghasilkan 3 liter susu jagung. Supaya kadar seratnya tinggi dan emulsi susu jagung tetap utuh, tongkol jagung ditumbuk sampai halus, dan disaring airnya untuk dicampurkan pada susu jagung.

Proses pengayaan protein digunakan tempe kedelai sebagai sumber tambahan protein pada susu jagung dengan penambahan CMC (karbosimektil selulosa), yang dapat menghomogenkan campuran susu jagung dan tempe tersebut sehingga tekstur susu tetap menarik. Kandungan protein dalam tempe kedelai yang digunakan untuk pengayaan protein sebesar 17,0414%.

Efek positif dari campuran tempe kedelai adalah protesin susu meningkat dari 1,8% per 100 gram susu jagung menjadi 2,9% atau 2,9 gram/100 gram susu jagung yang mendekati nilai protein susu sapi 3,2% (3,2 g/100 g susu sapi). Kadar protein ini mendekati kadar protein susu kedelai sebesar 3,5% atau 3,5 gram per 100 gram susu kedelai.

Perlu diketahui susu jagung ini dibuat tanpa menggunakan gula dan hanya mengandalkan rasa manis yang bersumber dari jagung tersebut.

Inovasi yang dilakukan sejumlah mahasiswa tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis dari tongkol jagung dan sebagai alternatif minuman tinggi protein yang aman dikonsumsi siapa saja.