Trik Pengawetan Kayu Sengon untuk Menjaga Kualitasnya

Pertanianku Kayu sengon yang sudah dipanen harus segera diolah atau diberi perlakuan agar kualitasnya tidak menurun. Pohon sengon sudah bisa dipanen saat umur lima tahun. Sementara, umur masak pohon adalah tujuh tahun. Setelah ditebang untuk dipanen kayunya, sebaiknya lakukan peremajaan sengon kembali dengan menanam sengon muda.

kayu sengon
foto: pertanianku

Kayu sengon akan bernilai jual tinggi jika diameter kayu sudah mencapai 40 cm. Kayu yang sudah dipanen, lalu diolah secara sembarangan, akan menurunkan kualitas kayu sehingga harganya menjadi lebih murah.

Kayu perlu dilakukan moulding, jointed board, dan lain-lain untuk menaikkan harga jual. Namun, sebelumnya, kayu harus dikeringkan dan diawetkan terlebih dahulu agar siap untuk diolah. Proses pengeringan kayu berfungsi mengurangi sifat mengembang dan menyusut pada kayu. Proses tersebut juga berfungsi memengaruhi kestabilan dimensi kayu.

Pengeringan bisa dilakukan secara alami, pengeringan dalam tanur/dapur pengeringan, dan dapur pengeringan bersuhu rendah.

Sementara, proses pengawetan berfungsi meningkatkan daya tahan kayu terhadap serangan berbagai organisme perusak kayu sehingga umur pakai kayu bisa ditingkatkan. Proses  pengawetan bisa dilakukan secara fisik ataupun kimia.

Proses pengawetan fisik dilakukan dengan memasang barikade logam di antara pondasi beton dengan bagian bangunan yang terbuat dari kayu sengon. Namun, teknik pengeringan ini jarang digunakan karena kayu sengon tidak cocok untuk digunakan pada kontruksi keras yang membutuhkan ketahanan dan kekuatan kayu cukup tinggi.

Pengawetan kimia dilakukan dengan cara meresapkan bahan pengawet ke dalam kayu. Proses peresapan bisa dilakukan dengan tekanan ataupun tanpa tekanan. Petani pedesaaan biasanya mengawetkan kaya dengan cara merendam kayu ke dalam lubang lumpur yang sudah ditaburi garam dapur. Perendaman tersebut berlangsung selama berbulan-bulan bahkan ada yang sampai bertahun-tahun.

Sementara, teknik pengawetan secara kimia dengan bahan pengawet lebih sering digunakan pada industri besar. Ada tiga jenis pengawet yang biasanya digunakan, yaitu bahan pengawet yang larut dalam minyak, bahan pengawet yang larut dalam air, dan bahan pengawet berupa minyak.

Kayu yang digunakan untuk kebutuhan pembuatan rumah biasanya diawetkan dengan dosis rendah. Sementara, kayu yang digunakan untuk pembuatan barang di luar ruangan harus diawetkan dengan dosis yang tinggi.

Para pekebun kayu biasa juga mengawetkan kayu sengon dengan cara mengoleskan bahan pengawet zat aktif dengan dosis tertentu, lalu dilarutkan ke dalam air. Setelah itu, kayu dikeringkan. Proses ini akan berlangsung terus dan berulang hingga sebanyak lima kali.