Pertanianku — Trubus memberikan penghargaan Trubus Kusala Muda kepada sosok muda yang berperan aktif di dunia pertanian Indonesia. Hal ini karena generasi muda memiliki peran penting dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk bidang pertanian. Saat ini sektor pertanian sedang dihadapkan dengan berbagai persoalan yang menuntut perubahan seiring dengan inovasi teknologi.
Festival Muda+ sebagai salah satu bagian dari rangkaian acara Trubus Expo Digital Edition 2022 digelar secara daring di www.trubusexpo.com pada 26–28 Januari 2022. Trubus Expo Digital Edition 2022 menampilkan beragam talkshow inspiratif seputar dunia pertanian, kuliner, perubahan iklim, dan UMKM.
Pada Festival Muda+ 2022 terdapat 8 nomine yang dinilai oleh 5 dewan juri berdasarkan beberapa kriteria penilaian. Kelima dewan juri tersebut adalah Sardi Duryatmo, Pemimpin Redaksi Majalah Trubus; Feryanto, Dosen FEM IPB University; Indro Surono, Pengurus Yayasan Bina Swadaya; Inti Pertiwi, Direktur Perlindungan Hortikultura Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian; dan Dippos Naloanro, Direktur PT Mega Inovasi Organik.
“Pada perhelatan Trubus Expo Digital Edition, kami secara khusus memberikan apresiasi Trubus Kusala Muda kepada sosok petani muda yang telah berkontribusi untuk membangun pertanian di Indonesia,” tutur Bambang Ismawan, Pendiri Yayasan Bina Swadaya.
Penghargaan Kusala Muda untuk Kategori Inovasi dan Kategori Favorit diberikan kepada Gema Paku Bumi yang menggeluti budidaya lobster air tawar sejak di bangku kuliah. Kategori Favorit merupakan pemenang yang dipilih melalui pemungutan suara yang dilakukan di website www.trubusexpo.com.
Gema merupakan pendiri Gemma Farm yang sudah menjalin kemitraan dengan peternak lobster air tawar dari berbagai negara. Mulai dari Malaysia, Brunei Darussalam, hingga Dubai. Selain membudidayakan lobter air tawar, Gema juga melebarkan sayap usaha dengan mengelola rumah makan, tempat rekreasi, dan wahana edukasi lobster air tawar.
“Sebelumnya, saya dulu sudah pernah budidaya yang lain. Budidaya lele, nila, gurami, bebek, bahkan ayam. Cuma rata-rata mereka (orang-orang) sudah banyak yang budidaya. Makanya, dengan modal terbatas gak mungkinlah kita masuk ke sana. Makanya, gimana caranya kita cari komoditi yang lain, yang belum banyak yang melakukan budidaya. Dari situ muncullah ide lobster air tawar,” terang Gema.
Awalnya, Gema meneliti lobster yang diimpor dari Australia saat masih kuliah di semester 3. Alumni Universitas Sebelas Maret Surakarta ini tertarik menggeluti usaha budidaya yang setelah mengikuti Program Kreatif Mahasiswa (PKM) dari Kementerian Pendidikan. Gema menggunakan hadiah uang sebesar Rp10 juta yang didapat dari PKM untuk modal usahanya.
Penghargaan Trubus Kusala Muda berikutnya untuk Kategori Pemberdayaan diberikan kepada Ujang Margana, pendiri Kelompok Tani Tricipta yang berfokus membudidayakan bawang merah. Kelompok tani yang dibentuk oleh Ujang mengembangkan kegiatan penangkaran benih. Dan, kini Tricipta menjadi satu-satunya produsen benih bawang merah di Kabupaten Bandung.
Salah satu kontribusi Tricipta terhadap pertanian Indonesia ialah memasok 150 ton bawang merah kepada Bulog di saat harga bawang sedang berada di bawah rata-rata. Kejadian tersebut terjadi pada 2016.
“Keinginan saya sendiri menjadi seorang petani, karena melihat dengan luas di Kecamatan Cimenyan ini 1.500 hektar untuk lahan pertanian. Kami selaku pemuda tani yang ada di daerah ini ingin menggali potensi yang ada di daerah kami sendiri dengan produk unggulan komoditas bawang merah,” terang Ujang.
Sarjana lulusan ilmu administrasi negara dari Universitas Al Ghifari ini mengaku sudah terbiasa mengikuti orangtuanya pergi ke lahan untuk bertani dan beternak. Potensi lahan Kecamatan Cimenyan sangat luas. Petani lokal hanya bisa menanam, tapi tidak bisa menjual. Itu sebabnya Ujang membangun kelompok tani sebagai wadah untuk menampung hasil tani di kecamatan tersebut sekaligus membantu petani memasarkan hasil panennya.