Pertanianku — Tumpang air (Peperomia pellucida) lebih sering dianggap sebagai gulma oleh petani karena pertumbuhannya dapat menghambat pertumbuhan tanaman utama. Selain itu, pertumbuhan tanaman ini terbilang cepat dengan daya saing yang sangat kuat. Biji tanaman mampu mengalami dormansi sehingga tanaman mampu bertahan di tengah kondisi yang kurang baik. Itu sebabnya banyak petani yang membuang tanaman ini.

Meskipun dianggap gulma, tumpang air bisa dijadikan obat herbal untuk mengatasi beberapa macam penyakit, seperti sakit perut, bengkak, jerawat, kolik, pegal-pegal, sakit kepala, gangguan kemih, dan sakit sendi akibat rematik.
Seluruh bagian tanaman bisa dimanfaatkan sebagai obat herbal. Tanaman ini mengandung saponin, polifenol, alkaloid, tannin, lemak, minyak atsiri, dan kalsium oksalat.
Daun tanaman tumpang air berbentuk seperti hati dan berwarna hijau. Seluruh bagian tanaman mengandung kadar air yang cukup tinggi dengan ukuran daun yang tebal. Pada bagian permukaan atas daun terdapat lapisan lilin yang dapat menyebabkan tanaman ini mengilap ketika terpapar sinar matahari.
Tanaman juga bisa dimanfaatkan sebagai obat untuk mengobati penyakit kulit, seperti jerawat, radang kulit, abses, luka bakar, luka memar, bengkak, dan luka memar atau luka terpukul.
Anda bisa memanfaatkan satu genggam tanaman dan cuci bersih dari kotoran atau tanah yang menempel. Setelah itu, rebus tanaman dengan dua gelas air hingga airnya tersisa satu gelas. Air rebusan tumpang air dapat diminum pada pagi dan sore setelah makan.
Selain menjadi gulma, tanaman tumpang air cukup mudah dijumpai di hutan-hutan yang tertutup dan lembap. Tanaman ini merupakan terna kecil semusim yang dapat tumbuh hingga setinggi 45 cm. Batang tanaman berbentuk bulat sukulen dan berwarna hijau pucat agak benih. Tanaman biasanya tumbuh menempel pada batang pohon besar atau batang pohon yang sudah rebah.
Hingga saat ini masih belum ditemukan literatur yang membahas efek samping tanaman tumpang air sebagai obat herbal. Namun, sebaiknya Anda melakukan konsultasi terlebih dahulu sebelum mengonsumsi tanaman dengan herbalis atau dokter untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan.