Turi Mini, Bahan Pokok Pembuatan Pupuk Hijau

Pertanianku Turi mini (Sesbania rostrata) merupakan tanaman legum yang dapat digunakan sebagai pupuk hijau untuk lahan sawah. Tanaman legum ini dapat ditanam sebagai rotasi tanaman atau ditumbuhkan saat awal pertumbuhan tanaman padi. Turi mini ditanam melalui biji.

turi mini
foto: Pertanianku

Sesuai dengan namanya, tinggi tanaman ini relatif pendek, pada umur 45 hari tingginya hanya sekitar 30—40 cm dengan lebar tajuk 20 cm. Pada bagian akar dan batang terdapat bintil yang mengandung bakteri Azorhizoblum yang berfungsi untuk menambat N-udara. Daya menambat nitrogen (N) turi mini mencapai 4,7 persen lebih besar dibanding tanaman kacang tanah dan kedelai.

Bakteri bintil batang yang terdapat pada tanaman ini yang ditanam di lahan sawah mampu menghasilkan biomassa 16,8 ton/hektare selama 13 minggu.

Keunggulan tanaman ini ialah mampu meningkatkan efisiensi penyerapan nitrogen dan fosfor di dalam tanah. Peningkatan efisiensi penyerapan N mencapai 25 persen sehingga kandungan N tanah meningkat, begitu pun dengan penyerapan P. Kondisi tersebut dapat menyebabkan pembungaan padi menjadi lebih cepat, yakni sekitar 7—10 hari.

Tanaman dapat ditanam bersamaan dengan tanaman padi karena turi mini tahan terhadap genangan air. Sebelum ditanam, benih perlu disemai terlebih dahulu selama 25 hari. Proses penyemaian tersebut dapat dilakukan bersamaan dengan penyemaian benih padi.

Turi dapat ditanam di antara rumpun padi dengan jarak tanam 25 cm × 50 cm sehingga total populasi tanaman mencapai 80.000 per hektare. Tanaman legum ini sudah bisa dipanen setelah berumur 45 hari.

Proses panen dilakukan dengan mencabut dan memotong tanaman sekitar 5 cm. Turi yang sudah dipanen kemudian dibenamkan di antara tanaman padi. Untuk lahan sawah seluas 1 hektare, petani dapat memanen biomassa turi mini mencapai 12—17 ton/hektare atau setara dengan 2 ton nitrogen.

Berdasarkan hasil beberapa penelitan, turi mini yang dibenamkan dan dikombinasikan dengan pemupukan N 58,5 kg/hektare pada lahan vertisols Ngawi dapat memberikan hasil gabah kering mencapai 4,6 ton/hektare.

Pembenaman tanaman legun ini dapat menyumbang biomassa 12,5 ton/hektare setara dengan 75 kg N/hektare atau memenuhi lebih dari 50 persen dosis anjuran urea.