Pertanianku — Mengubah semak belukar yang dipenuhi oleh pakis menjadi lahan produktif untuk menanam sayuran bukan perkara yang mudah. Lahan tersebut perlu mendapatkan perlakuan khusus untuk menyesuaikan kandungan unsur hara dengan ekosistem yang sesuai dengan kebutuhan komoditas tanaman yang akan digunakan.
Upaya tersebut dilakukan pada program food estate, program yang sedang dikerjakan oleh Kementerian Pertanian untuk menciptakan lumbung pangan, meningkatkan kesejahteraan petani, dan masyarakat sekitar.
“Saya pribadi sangat mengapresiasi upaya pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian yang mengubah alang-alang menjadi lahan produktif. Saya betul-betul mendukung program food estate yang menjadikan lahan tidur menjadi bernilai income. Ini hanya perlu perawatan terus-menerus, kerja keras yang sungguh-sungguh dan komitmen SDM, terutama dari para petani,” tutur Guru Besar Universitas Sumatera utara, Prof. Dr. Ir. Noverita Sprinse Vinolina, MP seperti dilansir dari laman hortikultura.pertanian.go.id.
Program food estate dapat berhasil apabila mendapat dukungan dari pemerintah dan petani. Petani merupakan ujung tombak keberhasilan sehingga memerlukan pendampingan, terutama pendampingan untuk penggunaan teknologi. Selain itu, petani memerlukan dorongan agar tidak mudah menyerah menghadapi rintangan yang kemungkinan akan terjadi selama proses produksi.
Dilansir dari laman yang sama, Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP menjelaskan bahwa mengubah alang-alang menajdi lahan pertanian membutuhkan ketekunan dan keyakinan.
“Memang perlu serangkaian perlakuan mulai dari perawatan tanah. Tanah di sini rata-rata bersifat masam maka perlu dinetralkan dengan dolomit. Tanahnya perlu ditambahkan unsur hara yang sesuai dengan kebutuhan sayuran seperti bawang merah, bawang putih, dan kentang,” papar Abdul Rauf.
Tanaman pakis yang berada di semak belukar tersebut mengandung zat alelopati yang merupakan senyawa beracun. Sifatnya asam sehingga bisa membunuh tanaman lain karena dianggap lawan, seperti tumbuhan alang-alang yang berada di sekitarnya. Oleh karena itu, petani memerlukan pendampingan teknologi untuk menghidupkan tanah tersebut agar bisa digunakan bertanam.
Tanaman yang ditanam pada lahan tersebut memerlukan perhatian lebih karena biasanya pada penanaman pertama tanaman tidak bisa tumbuh dengan optimal, seperti bentuk umbi yang kecil.