Pertanianku – Tahun ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyelenggaraan Festival Perhutanan Sosial Nusantara (PeSoNa) 2017 selama tiga hari sejak 6 hingga 8 September 2017 di Kompleks kompleks Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta.
Festival PeSoNa hadir sebagai ajang pertemuan antar stakeholder (Kementerian/Lembaga, NGO/LSM, dunia usaha, kelompok kerja percepatan perhutanan sosial, kelompok tani/masyarakat) yang bergerak di bidang perhutanan sosial dan kemitraan lingkungan sekaligus untuk mempromosikan berbagai macam produk hasil hutan.
Hal ini juga tak luput dari program kerja Presiden Joko Widodo yang mengalokasikan sekitar 12,7 juta hektare untuk Perhutanan Sosial.
Cara yang juga dihadiri oleh Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) KLHK Hadi Daryanto ini juga memberikan dampak positif bagi masyarakat untuk lebih mengenal produk-produk yang dihasilkan dari hutan Indonesia.
“Pada festival ini juga kami mencoba memperkenalkan beberapa produk makanan hasil hutan seperti tepung organik, gula aren, madu, minyak kelapa. Produk-produk tersebut juga sebagai alat untuk promosi bahwa hutan kita juga bisa menghasilkan sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, dan juga dapat meningkatkan nilai ekonomi di masyarakat,” ucap Hadi ketika diwawancara Pertanianku.
Ajang ini juga sebagai pertemuan (seller meet buyer) sebagai ajang bertemunya para kelompok tani penghasil produk Perhutanan Sosial non kayu sebagai penjual dengan calon penyalur atau pembeli.
“Petani juga sekarang bisa naik kelas, bisa langsung mempromosikan hasil produknya ke pada masyarakat secara langsung, dengan kami memberikan ruang bagi para petani di ajang Festival Perhutanan Sosial Nusantara,” kata Hadi Daryanto.
Lebih lanjut Hadi mengatakan “Antusiasme para petani yang juga turut berkontribusi juga cukup tinggi, sebagian besar mereka datang dari beberapa wilayah di Indonesia khsusus untuk mempromosikan hasil produknya untuk mewujudkan yang sesuatu banget untuk Indonesia, ujarnya sambil tersenyum.
Ia berharap, dengan proses ini, kita akan menjadi lebih baik, mulai dari kebijakan, implementasi, pengawasan, dan juga promosi dagangnya bagi para petani khsusnya yang menghasilkan produk-produk hutan di Indonesia.