Upaya Mengembalikan Kejayaan Pala Asli Kepulauan Banda

Pertanianku — Bagaimana nasib kejayaan pala asli Kepulauan Banda saat ini? Pada abad ke-16, bangsa Eropa memperebutkan Kepulauan Banda di Maluku Tengah. Mereka memerangi penduduk asli Kepulauan Banda dan juga sesama bangsa Eropa lainnya.

kejayaan pala asli Kepulauan Banda
Foto: Google Image by Ulin Ulin

Hal itu terjadi karena terdapat sejumlah rempah-rempah yang sangat diminati oleh bangsa Eropa, salah satunya pala. Seluruh buahnya bisa dimanfaatkan mulai dari bumbu-bumbuan, pengobatan, hingga bahan-bahan kosmetik.

Karena perebutan buah pala di Kepulauan Banda inilah bangsa-bangsa Eropa memulai penjajahannya di Indonesia. Banda Neira, salah satu pulau di Kepulauan Banda, menjadi kota pertama yang dibangun oleh bangsa Eropa di bumi Nusantara. Tujuan pembangunan kota ini adalah untuk kepentingan perdagangan pala yang dilakukan oleh bangsa Eropa.

Selama beberapa ratus tahun kemudian, pala asal Banda ini menjadi primadona. Namun, perlahan-lahan, pala mulai terlupakan dan tak lagi menjadi komoditas perkebunan primadona. Ada beberapa alasan yang menyebabkan hal tersebut.

Sahirun Ishak, ketua Kelompok Tani Mekar Indah, Dusun Mangko Batu, Desa Rajawali, Kecamatan Banda, mengatakan, faktor pertama adalah karena perkebunan pala sekarang sudah banyak menyebar di sejumlah daerah. Kedua, pala asal Kepulauan Banda beberapa waktu lalu pernah terkena sejumlah penyakit seperti jamur. Ini diakibatkan salah satunya oleh penggunaan bahan-bahan pupuk kimia (non-organik).

Hal tersebut  membuat tingkat keminatan konsumen dan pedagang terhadap pala Kepulauan Banda berkurang. Ketiga, masalah kualitas. Pada zaman Belanda dulu, semua pala asal Banda setelah dipanen dijemur dengan teknik pengasapan.

Namun, sejak beberapa dasawarsa terakhir, banyak petani di Kepulauan Banda yang enggan menjemur pala dengan teknik pengasapan menggunakan kayu bakar, melainkan hanya mengandalkan sinar matahari.

“Hasil kualitasnya jauh lebih baik dengan yang menggunakan cara pengasapan,” kata Sahirun, Selasa (27/11).

Keempat, masih banyak petani perkebunan pala yang menjual pala yang masih muda. Padahal, kualitas pala yang masih muda itu jauh lebih rendah dibandingkan pala yang sudah tua.

Oleh karena itu, petani perkebunan pala di Banda ingin kembali membangkitkan kejayaan pala asal Kepulauan Banda. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan sistem perkebunan organik yang dicanangkan oleh pemerintah pusat sejak empat tahun terakhir.

Sementara itu, Direktur Perlindungan Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementan, Dudi Gunadi mengatakan, untuk mengembalikan kejayaan pala asal Kepulauan Banda ini, maka ajaran leluhur orang Banda dalam berkebun pala harus dilestarikan dan dipraktikkan. Di mana, para leluhur petani perkebunan asal Banda telah berjasa membuat pala menjadi terkenal di seluruh dunia.

“Saya ingin bapak-bapak di Banda, mempelajari warisan budaya ini. Apa yang membuat mereka jauh lebih hebat dibanding kita saat ini tolong dipelajari. Dan, warisan mereka harus dipadukan dengan perkembangan yang ada saat ini,” kata Dudi kepada para petani perkebunan lada.