Pertanianku — Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution menggelar rapat koordinasi (rakor) bersama Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Rapat kali ini membahas upaya peningkatan ekspor hasil pertanian dan perikanan

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Rifky Effendi Hardijanto mengatakan, dalam rapat tersebut pihaknya diminta untuk mendorong peningkatan ekspor dalam jangka pendek. Nantinya, beberapa persoalan yang menghambat ekspor akan dipetakan.
“Kita ingin mengakselerasi ekspor Indonesia, salah satu yang diharapkan bisa menyumbang upaya untuk mendorong nilai ekspor Indonesia. Ini ‘kan produk perikanan dan tadi kita bahas apa aja yang batal naik dan apa yang perlu di-support sehingga goal-nya dalam jangka pendek ekspor perikanan bisa meningkat,” kata Rifky, seperti dikutip Merdekacom, Rabu (16/1).
Menurutnya, yang menjadi permasalahan ekspor selama ini adalah logistik sistem atau peralatan-peralatan yang mendukung keberlangsungan untuk ekspor. Oleh karena itu, pihaknya akan berupaya menyelesaikan permasalahan ini agar kinerja perikanan dapat terus didorong.
“Artinya, kita siapin sistem logistik yang memadai sehingga ikan-ikan itu bisa kita bawa dan kita jual ke pasar internasional, itu yang jangka pendek,” imbuhnya.
Sementara itu, dalam upaya peningkatan ekspor jangka pendek, Rifky mengungkapkan, pihaknya tidak mematok target. Sebab, dalam waktu dekat pihaknya akan memfokuskan kepada titik-titik yang kemungkinan bisa didorong untuk ekspornya.
“Kalau bicara angka sih kita tidak ada target ya, kita nggak ada target yang spesifik harus kita capai berapa kenaikan dalam 3 bulan ke depan karena bagaimana proses ekspor dalam jangka yang terlalu pendek ‘kan juga tidak is it too good to be true,” jelasnya.
“Kalau jangka pendek ya bagaimana kita mendorong titik-titik ekspor baru di Indonesia Timur misalnya Makassar dulu. Makassar ‘kan kemarin baru ekspor perdana tuh yang dari Perinus sama Pelindo IV, nah ini yang sedang kita accelerate,” lanjut dia.
Berdasarkan catatan, secara umum ekspor hasil perikanan Januari—Oktober 2018 sebanyak 915 ribu ton, atau naik 6,22 persen dibandingkan periode yang sama sebesar 862 ribu ton pada 2017. Sementara dari sisi nilai, naik 10,33 persen, yaitu dari USD 3,61 miliar pada Januari—Oktober 2017 menjadi USD3,99 miliar di periode yang sama 2018.
Untuk komoditas utama, pada periode Januari—Oktober 2018 ekspor rumput laut sebesar 175 ribu ton dengan nilai USD 241 juta; udang sebesar 165 ribu ton dengan nilai USD1,46 miliar; cumi-sotong-gurita 118 ribu ton dengan nilai USD429 juta; tuna sebanyak 95 ribu ton dengan nilai USD498 juta; cakalang-tongkol sebanyak 42 ribu ton dengan nilai USD498 juta ton dan kepiting-rajungan sebanyak 23 ribu ton dengan nilai USD80 juta.
Secara volume, kenaikan kelompok cumi-sotong-gurita paling tinggi, yaitu 34,91 persen, rumput laut 14,81 persen, udang 12,58 persen, tuna 6,35 persen, dan rajungan-kepiting 5,24 persen.
Sementara untuk negara tujuan ekspor, komoditas udang paling banyak diekspor ke Amerikat Serikat (AS) sekitar 69,86 persen dan Jepang 20,76 persen. Untuk tuna ke AS sebesar 34,74 persen dan Jepang 19,9 persen. Untuk rajungan-kepiting ke AS 78,45 persen dan Jepang 7,79 persen.
Sementara untuk cumi-sotong-gurita ekspor terbesar, yaitu ke Cina sekitar 42,72 persen dan ke negara-negara ASEAN 21,94 persen. Begitu juga dengan rumput laut terbesar ke Cina, yaitu 73,46 persen dan Uni Eropa 10,59 persen.