Usaha Pembenihan Patin

Pertanianku – Pembenihan adalah suatu kegiatan pemeliharaan ikan yang bertujuan untuk menghasilkan larva atau benih berukuran 1 inci/ekor. Benih yang dihasilkan dapat dipelihara lebih lanjut pada kegiatan pendederan atau dijual bila ada permintaan. Satuan produksi pembenihan ikan patin adalah jumlah (ekor), sedangkan ukuran benih patin dinyatakan dalam panjang (inci = 2,5 cm).

Usaha Pembenihan Patin

Kegiatan usaha pembenihan meliputi pemeliharaan induk, pemilihan/seleksi induk, teknik pemijahan patin, penetasan telur, pemeliharaan larva, hingga benih siap didederkan lebih lanjut. Benih untuk kegiatan pendederan minimal berukuran 3/4—1 inci/ekor. Untuk mencapai benih ukuran tersebut, dibutuhkan waktu pemeliharaan selama 21—30 hari. Namun, banyak juga petani pembenih yang khusus memproduksi larva patin umur 1 hari dari telur menetas untuk selanjutnya dijual.

Pembenihan patin dilakukan dengansistem kawin suntik dan pembuahannya dilakukan secara buatan, yakni dengan  menyuntikkan hormon perangsang (HCG dan ovaprim). Setelah induk patin disuntik, telur dan sperma dikeluarkan dari induk dengan cara distreeping atau diurut. Selanjutnya,  telur dan sperma ditampung  dan dicampurkan dalam suatu wadah (mangkok) sampai terjadi pembuahan.

Proses penetasan telur dilakukan dalam wadah khusus berupa corong tetas, akuarium, dan hapa. Sedangkan pemeliharaan larva dilakukan di bak fiberglass, akuarium, dan bak terpal plastik. Wadah tersebut selanjutnya ditempatkan di dalam ruangan tertutup, terlindung, dan terkontrol seperti hatchery atau dapat juga menggunakan ruangan lain yang dirancang sendiri. Intinya, tempat penetasan telur dan pemeliharaan larva harus terlindung dari pengaruh hujan, angin, perubahan suhu yang drastis, cuaca, dan terhindar dari hama predator. Tingkat keberhasilan dalam pembenihan patin sangat tergantung dari pemahaman pelaksana di lapangan dalam mengoptimalkan teknologi pembenihan yang digunakan.

Pemberian pakan larva yang efektif adalah pada saat 30 jam setelah telur menetas. Pemberian pakan pada larva patin dilakukan secara bertahap, yaitu dimulai saat kuning telur (yolk) mulai habis, selanjutnya diberi pakan telur Artemia sp. sampai larva berumur 7 hari. Larva berumur 7—15 hari kemudian diberi pakan cacing sutera atau Tubifex sp. dan larva berumur 15—30 hari diberipakan pelet berbentuk tepung dengan kandungan protein minimal 40%. Kegiatan usaha pemb enihan mempunyai waktu perputaran modal lebih cepat dibandingkan dengan usaha pembesaran karena biaya operasional dan investasi yang dikeluarkan dalam kegiatan pembenihan lebih murah dibandingkan biaya dalam pembesaran. Masa pemeliharaanya juga relatif singkat. Jika dibandingkan dengan usaha pembesaran, usaha pembenihan lebih banyak membutuhkan ketekunan, kejelian, dan keterampilan dari pembudi daya.

Sumber: Buku Panduan Lengkap Agribisnis Patin