Pertanianku — Balai Pembibitan Ternak Unggul, Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Padang Mengatas menerapkan sistem yang cukup unik untuk mengatasi permasalahan parasit. Parasit yang kerap ditemui pada tubuh sapi diatasi dengan memanfaatkan burung jalak yang sering dijumpai di padang rumput. Oleh karena itu, agar parasit caplak pada tubuh sapi menghilang, sapi-sapi dibiarkan merumput di padang penggembalaan sepanjang waktu.
Cara yang diterapkan BPTU-HPT Padang Mengatas disebut pastura grazing. Sapi-sapi rumpun Simmental dan Limousin dibiarkan merumput di hamparan hijau rumput. Saat sapi merumput, burung-burung jalak akan datang dan bertengger di pundak sapi. Proses berlangsung secara mutualisme, burung jalak yang bertengger akan memakan parasit yang ada pada tubuh sapi.
“Kami memiliki visi menjadi pusat penghasil sapi bibit unggul nasional dalam sistem pemeliharaan sapi melalui sistem pastura grazing,” terang Kepala BPTU-HPT, Dani Kusworo, seperti dilansir dari laman ditjenpkh.pertanian.go.id.
Salah satu parasit pada tubuh sapi yang meresahkan adalah kutu atau caplak. Kutu akan mengisap darah sapi. Bila keberadaannya dibiarkan dalam waktu yang cukup lama, parasit ini dapat menyebabkan kematian. Caplak lebih mudah berkembang pada sapi eksotik, seperti Simmental dan Limousin.
“Berada di padang penggembalaan membuat sapi-sapi menjadi nyaman, kutu-kutunya menjadi santapan enak bagi si jalak,” kata Dani.
Dani menerangkan, sejak 2021 BPTU-HPT sudah mencoba memelihara beberapa ekor burung jalak. Burung jalak yang dipelihara juga berfungsi memancing burung jalak liar lain datang ke areal padang penggembalaan. Saat ini ada ratusan ekor burung jalak yang mengikuti sapi di padang gembala.
Cara tersebut terbukti sudah menuai hasil positif dalam rangka mengatasi kutu pada ternak secara alami. Dani menilai, hasil sistem ini terbilang memuaskan. Sejak diterapkan sistem pastura grazing, wabah caplak jauh berkurang dibanding pada 2020. Selain itu, angka kematian ternak akibat parasit ini juga sangat berkurang.
“Sangat memberikan manfaat yang besar, saling memberikan keuntungan di padang penggembalaan tanpa merusak ekosistemnya,” pungkasnya.