Varian Mangga Pari si Mangga Mungil

Pertanianku — Berbagai varian mangga tumbuh subur di Indonesia. Mangga sendiri merupakan buah yang digemari karena rasanya yang manis, mudah didapatkan, mudah dibudidayakan, dan memiliki banyak manfaat. Mangga pari adalah salah satu varian mangga yang banyak dikonsumsi.

mangga pari
Foto: pixabay

Mangga pari dikenal dalam berbagai nama. Di daerah Melayu, mangga ini dikenal dengan nama mempelam, empelam, atau empelem. Di Jawa, mangga pari disebut dengan nama pelem kecil. Thailand mengenal varian ini dengan nama mamuang kaleng. Sementara, Malaysia menyebutnya mangga anyer dan di Filipina disebut dengan apali.

Berbagai nama tersebut digunakan untuk menggambarkan varian mangga dari spesies Mangifera laurina ini. Pohon mangga pari memiliki ciri-ciri bentuk pohon yang besar, bertajuk, rimbun, lebar, dan tinggi. Tinggi pohon ini mampu mencapai 20—35 meter dengan diameter batang 40—150 meter.

Daun mangga pari hampir sama seperti daun mangga pada umumnya. Daunnya merupakan daun tunggal, tersebar, dan bertangkai dengan panjang 2—8 cm. Tekstur daun agak liat seperti kulit. Bentuk daun meruncing pada bagian ujungnya dan bagian pangkal berbentuk pasak.

Bunga mangga pari berupa malai longgar. Beberapa memiliki sedikit bulu dan lainnya tidak berbulu sama sekali. Bunga tersebut tumbuh di ujung ranting membentuk piramida. Panjangnya mencapai 10—40 cm.

Kuntum bunga berwarna hijau agak putih atau kuning pucat. Bentuknya yang kecil-kecil memiliki tangkai agak panjang. Bunga tersebut letaknya jarang-jarang. Tak hanya itu, aroma bunga yang harum menjadi penarik perhatian.

Bila bunga dibuahi, akan muncul mangga pari. Perbedaan fisik mangga pari dengan mangga lainnya adalah ukurannya yang lebih kecil, yakni panjangnya hanya berkisar 6—10 cm dengan lebar 4—5 cm.

Warna mangga pari juga berbeda. Buah ini berwarna kuning pucat, tidak seperti mangga pada umumnya yang masih berwarna hijau walaupun sudah matang. Daging buah mangga pari mengandung banyak sari buah. Warna daging buah adalah kuning hingga agak jingga.

Meskipun rasanya tidak sesedap mangga jenis lain, mangga pari masih bisa dikonsumsi buahnya. Buah yang masak dari mangga ini pun tidak terlalu tebal. Buah yang masih muda sering dijadikan sebagai bahan rujak. Sementara, buah yang sudah masak lebih digemari anak-anak.

Kelebihan mangga pari adalah tahan terhadap penyakit antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum gloeosporioides.