Pertanianku — Krisan merupakan bunga potong yang sudah sangat populer di Indonesia. Tanaman krisan umumnya ditanam di daerah dataran tinggi. Namun, tahun ini Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) bersama BPTP Bali mengembangkan varietas krisan yang adaptif di dataran rendah di Buleleng.
Pengembangan krisan dataran rendah ini termasuk program kegiatan Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK). Demplot dibuat di Desa Ringdikit, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng.
Krisan yang dikembangkan di dataran rendah dapat berproduksi dengan baik, kemampuannya hampir sama dengan krisan yang ditanam di dataran tinggi. Bunga-bunga krisan di dataran rendah tersebut sudah mulai dipanen pada Jumat (24/12). Kepala BPTP Bali bersama tim kegiatan RPIK Bunga Krisan dari Balithi dan BPTP Bali melakukan panen bunga krisan tersebut.
Varietas yang berhasil ditanam di dataran rendah adalah Jayanti. Varietas krisan ini berwarna putih dengan tipe bunga standar. Di lokasi tersebut juga dilakukan uji coba penanaman varietas lain, seperti varietas Puspita Nusantara dan Dewani yang berwarna kuning dan bertipe bunga spray.
Peneliti Balithi, Ika Rahmawati, mengatakan, selama ini bunga krisan identik dibudidayakan di dataran tinggi. Namun, dengan adanya kegiatan RPIK membuktikan bila krisan juga bisa tumbuh baik di dataran rendah.
“Pola budidaya krisan di dataran rendah dan dataran tinggi tidak berbeda ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti pengaturan jarak tanam, penyinaran, suhu, kelembapan, pupuk organik, dan ZPT,” terang Ika seperti dilansir dari laman litbang.pertanian.go.id.
Kepala BPTP Bali, Dr. I Made Rai Yasa, optimis melihat perkembangan bunga krisan di dataran rendah. I Made Rai Yasa yakin pengembangan ini juga bisa dilakukan di kawasan dataran rendah lainnya. Dengan begitu, suplai bunga krisan bisa terpenuhi lebih maksimal karena area tanam bunga krisan bertambah banyak.
“Ini sebagai upaya memenuhi kebutuhan bunga potong di Bali,” ujarnya.