Varietas Jagung JH33 dan JH34 Solusi Mengatasi Kelangkaan Pupuk Nitrogen

Pertanianku — Selama ini petani sering mengeluhkan kelangkaan pupuk Nitrogen (N), terlebih pada musim tanam. Ketersediaan pupuk urea sebagai sumber unsur Nitrogen sering kali terkenadala karena permintaan yang membludak. Melihat permasalahan tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) merilis dua varietas jagung, yaitu JH 33 dan JH 34.

varietas jagung
foto: pixabay

Melansir dari laman litbang.pertanian.go.id, kedua varietas jagung tersebut dilepas melalui sidang Pelepasan Varietas Tanaman Pangan yang diadakan oleh Direktorat Perbenihan, Ditjen Tanaman Pangan di Bogor pada (10/12). Varietas JH 33 dan JH 34 dapat mengurangi kebutuhan pupuk N dan mampu tumbuh dengan baik meski pemberian pupuk N kurang optimal.

Pupuk Nitrogen memegang peranan penting dalam produksi jagung di dunia. Hal ini karena jagung membutuhkan unsur hara Nitrogen sebanyak 50 persen dari kebutuhan unsur hara lainnya. Artinya, bila unsur hara nitrogen tak terpenuhi dengan baik, kemungkinan besar pertumbuhan tanaman jagung tidak bisa berjalan baik juga. Kekurangan unsur hara Nitrogen bisa menyebabkan penurunan hasil jagung sekitar 10–67,13 persen.

Pupuk N sendiri merupakan pupuk anorganik yang sering digunakan untuk mengatasi defisiensi hara nitrogen. Berdasarkan penelitian, produksi jagung hibrida sebanyak 9–13 ton per hektare membutuhkan pupuk N sebanyak 200–250 kg per hektare.

Sebelum dilepas, kedua varietas tersebut sudah melalui serangkaian uji coba yang dilakukan oleh pemulia dari Balitserealia di Jember, Tapanuli Selatan, Bajeng, Minahasa, Tomohon, Sinjai, Takalar, dan Maros.

Berdasarkan hasil uji coba tersebut, varietas jagung JH 33 dan JH 34 tergolong lebih toleran terhadap cekaman N yang rendah. Percobaan tersebut menggunakan dua varietas pembanding, yaitu varietas ADV 777 dan JH 37. Selain itu, kedua varietas tadi juga memiliki produktivitas yang tinggi mencapai 12,85 ton per hektare dan rata-rata hasil 11,22 ton per hektare.

Keunggulan lain dari JH 33 dan JH 34 yang diketahui melalui uji coba tersebut adalah tahan terhadap penyakit karat.