Varietas Kentang Bio Granola Hemat Pestisida

Pertanianku — Salah satu tantangan yang dihadapi petani kentang adalah kerusakan tanaman yang disebabkan oleh penyakit busuk daun atau biasa disebut hawar daun. Produksi kentang di Indonesia sebagian besar masih menggunakan kentang varietas Granola, jumlahnya mencapai lebih dari 80 persen. Petani juga kerap menggunakan varietas Atlantic. Sayangnya,  kedua jenis varietas kentang yang digunakan masih rentan terhadap penyakit busuk daun. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menggunakan kentang Bio Granola.

kentang bio granule
foto: ilustrasi dari Pixabay

“Bio Granola ini dirakit sebagai satu solusi untuk menghasilkan kentang yang tahan penyakit busuk daun atau hawar daun,” tutur tim peneliti kentang Bio Granula, Dr. Edy Listanto, seperti dilansir dari laman litbang.pertanian.go.id.

Petani kentang sering mengalami kerugian yang besar akibat gagal panen karena tanaman diserang Phytophthora infestans. Khususnya, ketika curah hujan sedang tinggi.

“Dengan menanam kentang Bio Granola, para petani tak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli pestisida dan melakukan penyemprotan lagi. Bahkan, petani bisa memperoleh hasil panen hingga 25–30 ton per hektarenya dibandingkan kentang varietas lainnya yang hanya 15 ton per hektare,” terang Edy.

Kentang Bio Granola merupakan hasil persilangan antara varietas Granola dan kentang produk rekayasa genetik (PRG) event Katahdin SP951. Kentang ini memiliki ciri-ciri berupa berbentuk oval, daging umbi berwarna putih dan memiliki ukuran panjang 12,5–13,4 cm, diameter 7,36–7,65 cm, serta bobot per umbi sebesar 95–140 gram.

Varietas ini sudah memiliki sertifikasi izin peredaran setelah lolos pengujian keamanan pangan yang dikeluarkan pada 2016 silam, sedangkan sertifikasi keamanan lingkungan didapatkan pada 2018. Sertifikasi tersebut menjadi syarat penting yang harus dipenuhi dalam pengembangan tanaman PRG. Dokumen penting selanjutnya yang sudah dikantongi adalah surat keputusan pelepasan yang didapatkan pada 2021.

Dengan demikian, kentang yang tahan terhadap penyakit hawar daun ini sudah dinyatakan aman untuk pangan dan lingkungan sehingga kentang Bio Granula siap dikomersilkan.

Di Indonesia, kentang memang bukan menjadi makanan pokok. Akan tetapi, konsumsi kentang cenderung meningkat, terutama untuk kebutuhan industri pengolahan kentang seperti kentang goreng dan keripik.