Pertanianku — Cengkih (Syzygium aromaticum L. Merr. and Perr.) merupakan tanaman rempah asli Indonesia yang berasal dari Kepulauan Maluku. Dilansir dari litbang.pertanian.go.id, pada 18 Oktober 2019, Tim Penilai Varietas Tanaman (TPV) menyetujui untuk melepas 20 PIT (pohon induk) cengkih Tiangau sebagai varietas unggul baru dengan nama cengkih Siantan Agribun.
Cengkih dibudidayakan oleh rakyat Indonesia sejak lama. Sebanyak 98,2 persen produksi cengkih dilakukan oleh petani kecil, sedangkan sisanya sekitar 1,8 persen dilakukan oleh perkebunan swasta dan negara.
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) dan Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) Medan telah melakukan penilaian dan penetapan pertanaman cengkih di Desa Tiangau Pulau Siantan sebagai Blok Penghasil Tinggi (BPT). Dari proses penilaian tersebut terpilih sebanyak 20 pohon induk (PIT) yang diajukan untuk dilepas.
Keunggulan cengkih Siantan Agribun adalah tingkat produksi bunga per pohon yang cukup tinggi. Pertumbuhan varietas ini cukup seragam sehingga memudahkan petani untuk melakukan pemeliharaan dan panen. Bunga yang dihasilkan terbilang lebih besar dibandingkan cengkih Zanzibar.
Cengkih Siantan Agribun mengandung β-caryophyllen 20,26 ±2,38 persen dan humulene 2,12 ±0,33 persen. Varietas cengkih ini mengandung minyak atsiri 17,05 ±1,59 persen dan true eugenol 74,66 ±1,79 persen.
Varietas unggul baru cengkih Siantan Agribun diharapkan mampu menjadi sumber benih cengkih yang bermutu baik sehingga perkembangan cengkih di Indonesia dapat lebih terjamin. Pasalnya, cengkih Siantan Agribun berpotensi menghasilkan benih sebanyak 50.000 benih per tahun.
Setelah dilepas sebagai varietas unggul baru, masyarakat sudah bisa menggunakan varietas cengkih ini secara luas. Penggunaan varietas unggul baru ini bisa meningkatkan produksi, produktivitas, dan mutu cengkih nasional.
Kemampuan produksi bunga segar cengkih Siantan Agribun kurang lebih sebanyak 111,42 kg per pohon per tahun panen. Jumlah ini setara dengan kurang lebih 44,57 kg bunga kering per pohon per tahun panen.
Jumlah produksi cengkih yang meningkat dapat mendorong jumlah ekspor komoditas ini sehingga nilai ekspor cengkih bisa meningkat.