Pertanianku — Di tengah maraknya wabah virus corona, Kementerian Pertanian menggelar inspeksi untuk mengawasi produk pertanian dan peternakan di Bandara Soekarno Hatta. Hal tersebut merupakan upaya pemerintah untuk mencegah penyebaran virus di Indonesia.

Virus corona merupakan virus yang dibawa oleh hewan dan menular ke manusia. Virus ini akan menyebabkan gangguan pernapasan akut. Bahkan, sudah ratusan korban meninggal dunia tercatat. Data urutan genetik virus ini adalah CoV yang ditemukan pada populasi kelelawar Rhinolophus.
Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Pertanian, melakukan pengawasan super-intensif terhadap jalur lalu lintas perdagangan hewan yang masuk ke Indonesia. Tujuannya, untuk mengantisipasi potensi dari reservoir hewan dalam penyakit yang disebabkan oleh virus corona.
“Ini yang menjadi perhatian, khususnya bagi jajaran Karantina Pertanian. Untuk terus memantau kondisi terkini dari organisasi resmi dan mengantisipasi kesehatan dan keamanan dari media pembawa penyakit baik hewan dan tumbuhan. Pengawasan harus diperkuat,” ujar Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian seperti dikutip dari laman Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Corona virus diambil dari nama yang menunjukkan karakteristik virus seperti ‘corona’ (mahkota) protein lonjakan di sekitar bagian amplop lipidnya. Hal ini diterangkan oleh Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil yang menemani kunjungan kerja Menteri Pertanian.
Infeksi virus ini terjadi pada hewan dan manusia. Beberapa jenis CoV (corona virus) adalah zoonosis meskipun banyak jenis corona virus yang tidak zoonosis. Virus yang zoonosis dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Virus inilah yang sedang mewabah di dunia.
Virus yang ditularkan ke manusia menyebabkan gangguan pernapasan seperti flu hingga mengalami gejala seperti sindrom pernapasan timur tengah dan sindrom pernapasan akut parah. Kedua sindrom tersebut disebabkan oleh penularan virus dari unta dromedaris ke manusia dan dari musang ke manusia.
Wabah ini bermula pada saat kasus pneumonia yang tiba-tiba terjadi tetapi tidak diketahui penyebabnya pada 31 Desember 2019 yang terjadi di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Setelah diteliti lebih jauh, ternyata penyakit tersebut disebabkan corona virus yang disingkat menjadi 2019 -nCoV dan sudah diidentifikasikan sejak 7 Januari 2020.
Tindakan yang ditempuh oleh pemerintah untuk mengawasi produk peternakan dan pertanian yang masuk ke Indonesia adalah dengan mengarantinanya, terlebih pada hewan yang berpotensi menjadi media virus tersebut, seperti anjing, kucing, rodentia, kelelawar, dan unggas. Tindakan selanjutnya adalah desinfeksi terhadap seluruh hewan dan peralatan yang digunakan dengan ether alcohol 75 persen, klorin, peroxyacetic acid, dan chlorofom.
Langkah ketiga, pemerintah melakukan mitigasi risiko terhadap negara asal, cargo manifest, negara transit, dan barang bawaan penumpang. Langkah ke empat, monitoring dengan mengambil sampel sawab mukosa saluran pernapasan untuk diuji dalam lab untuk mendeteksi keberadaan virus.
Dan terakhir, dilakukan uji peneguhan diagnosis yang dilakukan oleh laboratorium Kementerian Pertanian terhadap sampel yang sudah diambil.