Wadah Budi Daya Gurami

Pertanianku – Secara umum, budi daya gurami dibagi menjadi tiga segmen besar, yaitu pembenihan, pendederan, dan pembesaran. Ketiganya cenderung menggunakan wadah yang bebeda, terutama segmen pembenihan. Segmen pembenihan lebih cenderung menggunakan wadah yang kecil seperti bak, akuarium, ember, atau baskom. Daribeberapa pilihan tersebut, wadah yang lebih banyak digunakan adalah baskom yang memiliki permukaan lebar. Selain murah dan mudah diperoleh, produktivitas yang dihasilkan dengan wadah ini tidak jauh berbeda dengan wadah lainnya seperti bak ataupun akuarium. Akuarium lebih cenderung digunakan di daerah yang beriklim dingin dan pemakaiannya pun juga harus di ruangan tertutup atau terisolasi sehingga kondisi suhunya tetap stabil. Walaupun begitu, tidak banyak peternak gurami yang menggunakannya karena harga akuarium yang relatif mahal.

Wadah Budi Daya Gurami

Pada segmen pendederan, wadah yang digunakan bisa berupa bak fiber, styrofoam, drum, toren bekas, kolam tanah, kolam beton, atau kolam terpal. Namun, wadah seperti drum, toren, dan styrofoam tidak bisa menampung benih dalam jumlah banyak. Selain itu, harga dari wadah-wadah tersebut pun terbilang mahal, apalagi jika dibeli dalam jumlah banyak. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan yang bekas saja atau memanfaatkan yang sudah ada, tetapi tidak terpakai.

Kolam tanah pada pembenihan gurami biasanya digunakan sebagai wadah pemijahan. Hal itu disebabkan gurami akan lebih terangsang untuk memijah jika bagian dasar wadah berupa tanah. Selain itu, kolam tanah juga bisa digunakan sebagai wadah pembesaran. Pada tahap pembesaran, kolam tanah sebaiknya dibuat seperti bentuk trapesium. Jadi, bagian pematang dibuat agak miring dan padat sehingga tidak mudah longsor.

Kolam terpal biasanya digunakan sebagai wadah pendederan atau pembesaran dan sudah digunakan oleh sebagian peternak gurami. Hal itu bisa diaplikasikan oleh para calon pembudidaya yang menerapkan sistem sewa lahan. Kolam ini dapat dibuat dengan menggunakan rangka batu bata atau bambu. Harganya pun murah dan mudah didapatkan. Sebagai contoh, untuk membuat kolam terpal berukuran 4 m x 2 m menggunakan rangka batu bata, dibutuhkan biaya sebesar 400—500 ribu rupiah.

 

Sumber: Buku Sukses Budi Daya Gurami di Lahan Sempit dan Hemat Air