Warga Malaka Terapkan Pola Pertanian Modern, Ini Alasannya

Pertanianku — Bupati Malaka, Stefanus Bria Seran mencetuskan program Revolusi Pertanian Malaka (RPM). Karena program tersebut, warga Malaka semakin termotivasi menerapkan pola pertanian modern.

pola pertanian modern
Foto: Google Image

Mengapa bisa demikian?

Daya dorong atau motivasi itu muncul karena beberapa alasan, yakni hasil produksi pertanian yang diperoleh sangat bagus serta perhatian dan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Malaka sangat besar. Hal tersebut dikatakan Ketua Tim Pakar RPM, Dr. Heri Kotta kepada Pos Kupang, seperti dilansir Pos-Kupang, Rabu (20/6/2018).

Heri mengungkapkan, hasil pengamatan dan analisis tim pakar menunjukkan adanya lonjakan dan perubahan perilaku masyarakat Malaka dalam mengadopsi pola pertanian modern. Hal yang memotivasi mereka adalah hasil produksi pertanian modern jauh lebih besar dibandingkan pertanian tradisional (konvensional).

“Hal yang memotivasi mereka tentunya hasil yang diperoleh jauh lebih besar bahkan dua kali lipat. Misalnya padi sawah, dulu hanya empat ton per hektare, tapi sekarang sudah delapan, sembilan ton, bahkan 11 ton per hektare,” ungkap Heri.

Menurut Heri, petani sawah di Kabupaten Malaka sudah 100 persen mengadopsi pola pertanian modern dengan tata tanam jajar legowo. Kemudian, petani jagung sudah 99 persen mengadopsi pola tata tanam double track.

Selain itu, petani bawang merah sudah 100 persen mengadopsi pola pertanian modern. Sementara, petani yang mengembangkan kacang hijau masih terus dibimbing agar menggunakan pola tanam larikan, yang merupakan pola pertanian modern.

Heri juga menuturkan, sebelum program RPM muncul, sikap masyarakat terhadap sektor pertanian masih terlihat apatis. Akan tetapi, sekarang masyarakat justru berlomba-lomba mengembangkan pertanian. Hal ini terjadi karena selain hasil yang diperoleh sangat besar juga karena masyarakat mendapat banyak kemudahan lewat bantuan peralatan pertanian modern (traktor) dari pemerintah.

Selain itu, tersedia pula bantuan benih unggul, pupuk, obat-obatan, dan pendampingan secara rutin dari tim pakar dan PPL. Sejauh ini, para petani di Malaka sudah mampu menerapkan pola pertanian secara modern, baik pengelolaan lahan, penanaman maupun panen dan pascapanen. Peningkatan produksi hasil pertanian ini berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat.

Heri berharap, petani Malaka yang selama ini sudah mendapat bimbingan dan pendampingan nantinya bisa mandiri. Petani yang sudah dibina mesti mampu mendorong dan menginspirasi petani lain untuk menerapkan pola pertanian modern.