Pertanianku — Apakah Anda mengenali bunga yang satu ini? Tanaman waru landak ini memang sudah banyak dijumpai di Indonesia. Berasal dari Tiongkok, kini tanaman ini bisa dengan mudah ditemukan dalam keadaan liar atau dibudidayakan. Di Indonesia sendiri, tanaman ini umum digunakan sebagai tanaman pagar.
Waru landak merupakan nama bunga indah ini dalam bahasa Jawa. Bahasa Melayu mengenal tanaman ini sebagai bunga waktu besar, bunga balik cahaya, dan bunga landak. Di Ternate, bunga ini dikenal sebagai saya ngali-ngali dan saya bali jaga.
Waru landak berupa tumbuhan perdu tegak yang mampu tumbuh hingga ketinggian dua sampai lima meter. Tanaman ini bercabang dan berambut halus pada cabangnya.
Daun waru landak bertangkai panjang dengan warna hijau kusam. Panjangnya sendiri mencapai 5—8 cm dan letaknya berseling satu sama lain. Helaian daun yang besar, bercangap, dan menjadi tiga hingga lima buah. Bagian ujung daun meruncing dan pangkalnya berlekuk.
Daun waru landak juga dilapisi bulu halus, seperti batangnya. Bila daun-daun tersebut diremas dalam air, air tersebut dapat menjadi kental.
Bunga waru landak berukuran cukup besar, yakni mencapai diameter 7—10 cm. Bunga tersebut keluar dari daun pada ujung tangkai dan ranting bagian atas. Warna bunga ini awalnya adalah putih kekuningan. Seiring waktu, warnanya akan berubah jadi kesumba alias merah atau merah tua menyala.
Tangkainya sepanjang 8—10 cm dan membentuk pembuluh yang kuat dan tersembul di kepala putik bunga. Kelopak bunga memiliki 5 cangap dan berbentuk oval.
Mahkota bunganya sendiri memiliki diameter 10—12 cm berjumlah tunggal atau ganda. Warna mahkota waru landak di pagi hari adalah putih atau merah muda. Ketika hari sore, warnanya berubah menajdi merah.
Ciri lain bunga waru landak adalah memiliki benang sari yang panjang berwarna kuning. Buahnya bulat dengan diameter 2—5 cm dipenuhi rambut kasar. Biji waru landak bulat berlekuk dan memiliki bulu. Panjang bulunya berkisar antara 2—4 mm.
Tumbuhan waru landak yang berbunga tunggal masih terdapat di Cina. Umumnya, waru landak yang dibudidayakan adalah yang berbunga ganda. Ia biasa dibudidayakan dengan cara cangkok dan setek.
Tak hanya sebagai tanaman hias, bunga waru landak juga dikenal sebagai tanaman penghasil serat. Ia juga kerap dijadikan obat untuk beberapa penyakit seperti melunakkan bisul yang keras, memar-memar karena pukulan, dan sebagainya.