Waspada, Ini Bahaya Makan Tutut

Pertanianku Bahaya makan tutut didasari oleh cara mengolah dagingnya yang kurang tepat dan tidak sesuai dengan standar kesehatan.

bahaya makan tutut
Google Image

Sebenarnyanya, makanan dari daging tutut sangat lezat, bergizi tinggi, dan banyak disukai masyarakat karena harganya yang terjangkau. Namun, perlu diwaspadai karena dibalik kelezatannya masih ada bahaya yang mengancam kesehatan tubuh. Berikut beberapa dampak dari bahaya makan tutut yang perlu Anda ketahui.

  1. Menyebabkan cacingan

Kehidupan tutut atau keong sawah tidak bisa lepas dari air dan lumpur, maka tubuhnya seringkali digunakan cacing jenis trematoda untuk bertelur dan berkembang. Telur-telur cacing dapat tumbuh dalam jumlah yang cukup banyak. Selain itu, keberadaannya mudah berpindah ke tubuh manusia dan berkembang biak di jaringan usus dan saluran empedu.

Kondisi tersebut menyebabkan seseorang terserang cacingan yang pada awalnya berupa gejala cacingan pada anak dan dewasa penyuka tutut. Untuk mencegahnya, masaklah daging tutut hingga matang sebelum diberi bumbu dan diolah menjadi makanan yang lezat dan nikmat.

  1. Menyebabkan penyakit schistosimiasis

Di dalam tubuh tutut terdapat jenis cacing bernama schistosoma yang awalnya terdapat pada tanah dan lumpur di area persawahan tempat tutut hidup. Ketika cacing tersebut masuk ke organ pencernaan, maka akan menyebabkan dinding usus luka, lalu infeksi.

Ketika jaringan usus mengalami pelebaran infeksi, maka akan muncul penyakit diare yang berkepanjangan. Di mana infeksi tersebut dapat menjalar ke organ hati dan menyebabkan peradangan, lalu fungsi hatipun menjadi semakin menurun.

Untuk mencegah hal itu terjadi, maka cuci daging tutut pada air yang mengalir beberapa kali, lalu rendam pada air garam yang sebelumnya ditambahkan sedikit air perasan lemon.

  1. Mual dan muntah

Tutut memang enak untuk dimakan dan terkadang ada orang yang makan secara berlebihan. Makanlah sekadarnya dan hendaknya ditambahkan dengan menu makanan lain misalnya sayuran hijau, tempe, telur, atau ikan.

Sebab, menyantap daging tutut secara berlebihan dapat menyebabkan perut mual, ulu hati tidak nyaman dan muntah-muntah.

  1. Munculnya penyakit meningitis

Tutut dapat terjangkit cacing jenis Angiostrongylus cantonensis, dimana cacing tersebut banyak bermukim pada perairan dangkal seperti persawahan. Cacing ini dapat berpindah pada tubuh manusia melalui daging tutut yang sepenuhnya belum matang, misalnya pada daging tutut yang dibuat sate.

Cacing Angiostrongylus cantonensis dapat bertahan pada suhu panas, tetapi tidak mendidih. Maka, untuk mencegah munculnya gejala meningitis pada anak yang menyukai daging tutut, sebaiknya hindari pengolahan tutut menjadi sate.

Lebih baik tutut digoreng dengan menggunakan minyak zaitun atau minyak jagung hingga benar-benar matang. Atau, direbus dengan titik didih 100 derajat Celsius sebelum diolah menjadi menu masakan tertentu.