Waspada, Ini Penyebab Kegagalan Membuat Kompos

Pertanianku Kegagalan membuat kompos dapat disebabkan oleh banyak faktor. Pengomposan memang tidak bisa dilakukan sembarangan. Anda harus memperhatikan berbagai faktor pendukung mulai dari nilai C/N bahan, ukuran bahan, campuran bahan, mikroorganisme yang bekerja, kelembapan dan aerasi, suhu, serta keamanan (pH). Berikut ini beberapa faktor yang kemungkinan dapat menyebabkan kegagalan membuat kompos.

kegagalan membuat kompos
foto: Pertanianku

Nilai C/N bahan

Nilai C/N bahan yang tidak sesuai dapat menyebabkan proses pengomposan terhambat sehingga waktu pengomposan menjadi lebih lama. Semakin rendah nilai C/N bahan, waktu yang diperlukan untuk pengomposan semakin singkat.

Ukuran bahan

Pencacahan bahan yang akan dikomposkan bukan tanpa maksud. Pencacahan dapat membuat proses pengomposan berlangsung lebih cepat karena bahan yang tersentuh bakteri semakin luas. Oleh karena itu, bahan-bahan organik keras sebaiknya dicacah hingga berukuran 0,5–1 cm, sedangkan bahan yang tidak keras dicacah dengan ukuran 5 cm. Pencacahan bahan yang tidak keras sebaiknya tidak terlalu kecil karena bahan yang terlalu hancur (banyak air) kurang baik, kelembapannya menjadi tinggi.

Komposisi bahan

Anda harus memperhatikan komposisi bahan yang digunakan. Apabila komposisi bahan yang digunakan kurang tepat, kemungkinan besar proses pengomposan berlangsung lebih lama bahkan mengalami kegagalan.

Pengomposan bahan organik dari tanaman akan lebih cepat bila ditambah dengan kotoran hewan. Ada juga yang menambahkan bahan makanan dan zat pertumbuhan yang dibutuhkan mikroorganisme. Dengan demikian, mikroorganisme juga akan mendapatkan bahan makanan lain selain dari bahan organik.

Jumlah mikroorganisme

Proses pengomposan sangat mengandalkan mikroorganisme yang terdapat di dalamnya. Jumlah mikroorganisme yang tepat dapat membuat pengomposan lebih cepat. Mikroorganisme yang harus ada adalah bakteri, fungi, Actinomycetes, dan protozoa.

Kelembapan dan aerasi

Kelembapan dan aerasi sering menjadi penyebab seseorang gagal membuat kompos. Umumnya, mikroorganisme dapat bekerja dengan kelembapan sekitar 40–60%. Kondisi tersebut perlu dijaga agar mikroorganisme dapat bekerja secara optimal. Kelembapan yang lebih rendah atau lebih tinggi dapat menyebabkan mikroorganisme tidak berkembang atau mati.

Baca Juga:  JAH Cultura Hadirkan Teknologi Pengolahan Air untuk Pertanian dan Perikanan

Adapun kebutuhan aerasi bergantung pada proses berlangsungnya pengomposan tersebut, baik secara aerob maupun anaerob.

Suhu

Suhu yang terlalu tinggi bisa menyebabkan kematian mikroorganisme, sedangkan pada suhu rendah mikroorganisme tidak bisa bekerja atau dalam keadaan dorman. Itu sebabnya Anda harus menjaga suhu di dalam komposter tetap stabil. Suhu optimal untuk pengomposan sekitar 30–50°C.

Keasaman (pH)

Kisaran pH yang baik untuk pengomposan sekitar 6,5–7,5 (netral). Oleh karena itu, dalam proses pengomposan sering diberi tambahan kapur atau abu dapur untuk menaikkan pH.