Pertanianku – Singkong merupakan salah satu sumber karbohidrat pengganti nasi yang biasanya banyak dikonsumsi oleh masyarakat di pedesaan ini ternyata mengandung sianida? Benarkah demikian? Hal tersebut disampaikan oleh ahli teknologi pangan Prof. Dr. Ir. Rindit Pambayun, MP.
Singkong dapat terpapar sianida jika terpapar udara setelah dikelupas. Zat ini dapat membentuk senyawa HCN atau asam sianida. Tentu Anda bertanya-tanya mengapa belum ada kasus kematian akibat mengonsumsi singkong?
Prof. Rindit mengatakan, jumlah sianida dalam singkong memang sangat sedikit. Meski demikian zat ini dikenali sebagai racun sehinga membuat tubuh menerapkan sistem pertahanan untuk menetralkan jumlahnya di dalam tubuh.
“Sedikit apa pun HCN (asam sianida) itu masuk ke tubuh, tubuh akan menetralkan dengan mengambil zat gizi asam amino,” kata Prof. Rindit belum lama ini.
Lebih lanjut Rindit mengatakan, jika konsumsi singkong yang mengandung sianida ini tak dibarengi dengan asupan makanan yang mengandung protein, seseorang berisiko mengalami defisiensi protein.
“Kalau abis makan ubi minum susu ya aman lah. Tapi begitu makan ubi, minum susu jarang, makan ikan kurang, kesehatan bangsa ini dipertaruhkan,” ujarnya menambahkan.
Untuk mengurangi paparan sianida dari konsumsi singkong, Rindit menyarankan agar ubi langsung direndam di dalam air begitu dikupas selama lima hingga sepuluh menit. Air, ujar dia, akan menarik zat sianida sehingga tidak meracuni tubuh orang yang mengonsumsinya.