Pertanianku — Guna memperbanyak sentra bawang merah di Indonesia kini Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), tertarik mengembangkan komoditas satu ini. Bahkan meskipun terbilang baru, kabupaten tersebut berhasil memanen sebanyak 40 ton bawang merah.

“NTT merupakan sentra baru untuk bawang merah, kita harapkan ke depan luas tanam bawang merah di NTT bisa tambah luas karena potensi pengembangannya juga masih luas dengan melakukan pembinaan agar produktivitasnya dapat lebih meningkat, sehingga harga bisa bersaing,” terang Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan, Sri Wijayanti Yusuf, dalam keterangan tertulisnya.
Sri menjelaskan panen bawang tersebut dihasilkan oleh Kelompok Tani (Poktan) Wela Pada dan Poktan Lembu Nai, Desa Nangalili, Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Panen yang digelar belum lama ini (23/10) dilakukan di lahan seluas lima hektare dengan produktivitas ubinan 11 ton per ha sehingga hasilnya mencapai 40 ton.
Program pengembangan kawasan bawang merah tersebut terlihat dari NTT kini menjadi sentra bawang merah baru di Indonesia. Tingginya produktivitas di Bumi Flobamora mendorong ekspor ke negara tetangga.
Kepala Seksi STO Dinas Pertanian Manggarai Barat mengatakan total lahan pengembangan kawasan bawang merah di Manggarai Barat mencapai 30 hektare. Adapun panen seluas 5 hektare merupakan hasil tanam periode Juli 2017.
“Semua bawang merah organik, karena menggunakan pupuk kompos dan tidak menggunakan pestisida,” jelasnya.
Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian NTT, Andreas Riwu Balle menambahkan sejauh ini, berdasarkan prognosis Dinas Pertanian NTT, produksi bawang merah jauh di atas kebutuhan masyarakat dengan adanya panen raya tersebut.
“Biasanya kalau panen raya, produksi mencukupi kebutuhan masyarakat,” ungkapnya.