Wow, Biji Rambutan Mencegah Diabetes

Pertanianku – Biji rambutan biasanya menjadi sesuatu yang tidak bernilai dan langsung dibuang setelah memakan buahnya. Namun dengan studi yang berdasarkan praktik kesehatan rakyat gayo lues, Dua mahasiswi dari Universitas Ubudiyah, Feni Juita dan Marleni menemukan cara inovatif dalam mencegah diabetes, yaitu dengan biji rambutan mengandung banyak manfaat pencegahan diabetes”, tutur Feni Juita.

Wow, Biji Rambutan Mencegah Diabetes

Kedua mahasiswi tersebut menemukan cara membuat minuman dengan biji rambutan. Menurut Feni Juita, inovasi itu berawal dari obat tradisional dari gayo lues, dimana penduduknya minum minuman dari biji rambutan kering.

“Kita menganggap biji rambutan sebagai sesuatu yang tidak bernilai dan langsung membuangnya. Namun dengan studi yang berdasarkan praktik kesehatan rakyat Gayo Lues, kami menemukan bahwa biji rambutan menganding banyak manfaat pencegahan diabetes”, jelas Feni Juita.

Cara membuat minuman biji rambutan, yaitu dengan cara memotong-motong biji sampai menjadi bagian kecil sebelum dikeringkan dengan sinar matahari langsung selama dua sampai tiga hari sampai warnanya berubah menjadi kuning kehitaman. Kemudian biji ditumbuk menjadi bubuk. Kemudian dilarutkan dengan air dan bisa diminum. Minuman ini sebaiknya dikonsumsi dua sampai tiga kali sehari setiap sebelum makan. Anjuran untuk mengonsumsi minuman ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan konsumsi gula masing-masing orang.

Feni menambahkan bahwa biji rambutan tidak beracun dan faktanya, mengandung karbohidrat, lemak, dan protein yang mampu memenuhi kebutuhan gizi setiap orang. Studi itu juga membuktikan biji ramutan memiliki 30–40 persen lemak murni, serat, pati, dan stearic acid. Komposisi kimia ini mampu mengurangi kadar gula dalam darah. Inovasi ini sudah menarik perhatian secara internasional, dimana beberapa ahli media dari Jakarta melakukan riset dan perkembangan, bahkan sebelum teknologi ini dikomersialkan.

Menurut wakil rektor UNIMAP Datuk Profesor Kamarudin Hussin, inovasi ini merupakan kabar gembira, dimana 457 produk telah dikembangkan oleh 600 partisipan dari level awal dan sekunder, juga institusi tertiari lokal dan asing. “Kerjasama di antara sekolah dan universitas, terutama di bidang riset dan perkembangan, telah sukses membawa inovasi ke tingkat dimana pelaku industri dan pemerintah akan tertarik dan mengkomersialkan produk ini,” ungkap Hussin.