Yuk, Atasi Penyakit Tanaman Bawang Merah dengan Cara Ini

Pertanianku — Sebenarnya, bawang merah cocok untuk ditanam, baik di musim penghujan maupun musim kemarau. Hanya saja, dalam budidaya tanaman bawang merah ini tak luput dari serangan hama dan penyakit pengganggu. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengetahui cara mengatasi penyakit tanaman bawang merah sebelum mulai menanamnya.

penyakit tanaman bawang merah
Foto: Google Image

Nah, berikut ini akan diulas mengenai cara mengatasi penyakit tanaman bawang merah yang diharapkan dapat membantu Anda.

  1. Penyakit bercak ungu

Penyakit bercak ungu memiliki gejala bagian ujung daun mengering atau muncul trotol-trotol kering pada bagian tepi daun. Nama lain dari bercak ungu adalah penyakit busuk daun. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi cendawan patogen jenis phytopthora infestans.

Untuk mencegah penyakit bercak ungu Anda bisa memilih untuk menanam bawang merah di musim kemarau. Selain itu, penting juga untuk rajin menjaga kebersihan area tanam dari gulma yang menciptakan lingkungan lembap. Anda juga bisa gunakan fungisida berbahan aktif mancozeb setiap 4—7 hari sekali. Jika tanaman sudah terkena bercak ungu, semprotkan fungisida kontak berbahan aktif mancozeb selama 3 hari berturut-turut.

  1. Penyakit layu fusarium

Penyebab layu fusarium, yaitu cendawan patogen fusarium sp. Gejala yang ditunjukkan, yakni daun tampak layu dan lama-kelamaan tanaman akan mati. Cendawan ini menyerang bagian akar dan umbi tanaman bawang terutama jika ada bagian yang luka. Hingga kini belum ada fungisida, baik yang sistemik maupun kontak yang mampu menyembuhkan penyakit layu fusarium yang sudah terlanjur menginfeksi tanaman.

Hanya saja, serangan cendawan patogen ini bisa dicegah dengan menggunakan musuh alaminya, yakni trichoderma sp. Dengan pemberian trichoderma sp pada pupuk dasar ataupun dengan cara dikocor, cendawan fusarium bisa ditekan perkembangannya.

  1. Penyakit antraknosa

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi cendawan Collectricum yang menyukai area lembap. Spora antraknosa mudah menyebar terbawa aliran atau percikan air. Gejalanya mirip dengan gejala busuk daun atau bercak ungu, namun antraknosa cepat menyebabkan tanaman mati lanas (meranggas) apabila tidak segera ditangani. Untuk mencegah antraknosa, Anda harus menjaga area tanam bersih dari gulma dan tidak terlalu lembap, serta rutin menyemprotkan fungisida kontak berbahan aktif propineb.

Sementara, untuk mengatasi jika gejala serangan sudah terlanjur meluas, lakukan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif dimetomorf atau difekonazole lalu diikuti dengan penyemprotan fungisida kontak berbahan aktif propineb selama 3 hari berturut-turut. Setelah itu, penyemprotan fungisida kontak bisa dilakukan 3—4 hari sekali.

  1. Penyakit embun bulu

Penyebab penyakit embun bulu atau yang juga sering dikenal dengan sebutan kresek ini adalah cendawan. Namun, pada musim kemarau penyakit ini jarang ditemui karena spora dan cendawan embun bulu akan mudah mati oleh terik matahari. Untuk mengatasinya, Anda bisa menggunakan fungisida sistemik berbahan aktif difekonazol dan fungisida translaminar seperti Trivia.

  1. Penyakit layu bakteri

Gejalanya sama dengan layu fusarium, namun fasenya berlangsung sangat cepat, yakni sekitar 3 hari dan tanaman sudah mati kering. Penyebabnya adalah bakteri patogen yang menginfeksi bagian akar atau batang tanaman yang terluka.

Meski sangat ganas, penyakit ini tak seperti layu fusarium yang tidak ada obatnya. Layu bakteri dapat disembuhkan dengan bakterisida sistemik berbahan aktif streptomicyn dengan tambahan pengocoran tembaga hidroksida di bagian pangkal tanaman yang luka.