Pertanianku – Ikan yang memiliki nama Latin Chilodus punctatus ini dinamakan ikan headstander karena kepalanya selalu kebawah. Ikan headstander termasuk kedalam famili alestidae. Tubuhnya dipenuhi bercak berwarna coklat dan panjang tubuh bisa mencapai 3,5 cm. budidaya ikan dilakukan dengan teknik yang tepat sehingga ikan dapat bertahan hidup.
Perbedaan antara jantan dan betina sukar terlihat karena nyaris tidak ada beda ciri morfologisnya. Sedikit perbedaan yang ada terletak pada tubuh betina yang tampak lebih gendut pada saat matang gonad. Ikan ini mulai matang gonad pada umur empat bulan. berikut cara budidaya ikan spotters seadstander
- Pemijahan
Pemijahan ikan headstander dilakukan di dalam akuarium yang diberi aerasi. Pemijahan berlangsung secara massal dan terus menerus dengan jumlah jantan sebanyak dua ekor dan betina tiga ekor setiap akuarium.
Masukkan serabut tali rafia yang diikatkan dengan pemberat dan diletakkkan di dasar akuarium pemijahan sebagai media peletakan telur. Apabila dalam selang waktu dua minggu tidak ada induk yang memijah, maka induk dipisahkan selama kurang lebih satu minggu untuk pematangan gonad.
Pengontrolan telur dilakukan sampai lima kali dalam sehari karena telur tidak dikeluarkan sekaligus. Pengambilan telur dilakukan dengan cara menyiphonnya. Sisa-sisa telur tersebut dimasukkan kedalam akuarium penetasan. Penyiponan sisa makanan dan kotoran dilakukan setiap hari dan penggantian air sebanyak 30% dua hari sekali. Makanan untuk induk diberikan berupa cacing rambut, dan chu merah segar atau beku.
- Penetasan Telur
Akuarium penetasan yang digunakan berukuran 30x30x20 cm. Sebelum digunakan, akuarium tersebut terlebih dahulu dibersihkan. Air yang digunakan untuk penetasan telur sudah disiapkan dua hari sebelum dipasang. Untuk mencegah serangan jamur, kedalam akuarium penetasan ditambahkan Methylene Blue sebanyak 1 mg/l air. Bila ruangan terlalu terang, wadah penetasan ditutupi dengan plastik hitam untuk mengurangi intensitas cahaya. Inkubasi telur dilakukan selam 4–5 hari.
- Pendederan dan pembesaran
Sehari setelah menetas, larva dipindahkan ke akuarium pendederan berukuran cm yang diisi air setinggi 25 cm. Setelah larva berumur 3 hari, diberi pakan berupa naupli Artemia dengan frekuensi pemberian pakan 2–3 kali sehari. Penyiponan sisa-sisa makanan dan kotoran dilakukan setiap hari. Pergantian air sebanyak 20-30% dilakukan setelah ikan berumur 10 hari.
Setelah berumur 1 bulan, dilakukan penjarangan ikan dengan kepadatan setiap akuarium sekitar 100 ekor. Diusahakan didalam akuarium ikannya berukuran seragam. Apabila benih sudah mencapai ukuran 1 inchi, makanan yang diberikan berupa kutu air dan cacing rambut. Pergantian air dilakukan sebanyak 20–30% setiap hari.
Kegiatan pembesaran dilakukan di bak beton atau tangki fiber volume 1 m³. Di dalam setiap bak diisi ikan sebanyak 500–1000 ekor. Pakan yang diberikan berupa kutu air dan cacing rambut. Pergantian air tetap dilakukan setiap hari sebanyak 20–30%.