Pertanianku – Sebuah sistem informasi padi berbasis satelit dipercaya dapat melakukan pengamatan terhadap tanah dapat membantu mempersiapkan dan mengurangi efek dari bencana berulang seperti angin topan dan El Nino di daerah sentra produksi padi Mindanao di Filipina.
Philippine Rice Information System (PRISM) telah digunakan sejak 2014 dan telah menyediakan data musiman tepat waktu pada daerah sentra produksi padi, termasuk hasil dan penilaian kesehatan tanaman serta kerusakan akibat peristiwa angin topan, banjir, atau kekeringan.
“PRISM menggunakan penginderaan jauh, pemodelan tanaman, komputasi awan, dan survei berbasis telepon pintar untuk pemetaan beras dan monitoring,” jelas Alice Laborte, yang memimpin proyek PRISM di International Rice Research Institute (IRRI).
PRISM menggunakan data resolusi tinggi dari Synthetic Aperture Radar (SAR), yang citranya diperoleh sepanjang musim tanam padi. Citra SAR dapat diperoleh siang atau malam dan bahkan pada saat hari berawan. Hal ini membuat data untuk memantau pertumbuhan padi dan menilai kerusakan tanaman padi akibat banjir dan topan lebih akurat.
“Peta data tanaman padi berasal dari citra satelit kemudian divalidasi melalui survei lapangan oleh teknisi lapangan lokal dan petugas unit pemerintah daerah, dan dalam beberapa kasus, petani juga membantu mengumpulkan data. Pada musim hujan tahun 2015 misalnya, PRISM memiliki akurasi 85%, berdasarkan 2.223 poin validasi di seluruh negeri,” ungkap Laborte.