Pertanianku — Hewan eksotik asli Indonesia Timur ini memang tak asing lagi. Sugar glider yang beberapa tahun terakhir ini seolah sedang naik daun karena banyak dipelihara oleh masyarakat. Bahkan, banyak komunitas pecinta sugar glider muncul di kota-kota besar seperti Jakarta. Salah satu komunitas sugar glider yang hits, yakni Komunitas Pecinta Sugar Glider Indonesia (KPSGI).
Komunitas ini awalnya terbentuk dari banyaknya pecinta sugar glider yang sharing (bertukar informasi) seputar hewan peliharaannya. Komunitas ini dibentuk sejak 2011 di sebuah jaringan sosial media. Jumlah anggota yang tergabung dalam sosial media Facebook berjumlah lebih dari 6.000 orang.
Akhirnya, terbentuklah Komunitas Pecinta Sugar Glider Indonesia atau yang disingkat menjadi KPSGI. Saat ini KPSGI memiliki 13 regional (wilayah).
Hewan dengan nama Latin Petaurus brevicep ini dikenal dengan nama sugar glider karena hewan eksotik ini menyukai makanan yang manis-manis. Sugar glider juga termasuk hewan marsupial atau berkantung.
Sepintas, hewan ini memang menyerupai tupai. Tubuhnya yang kecil membuatnya bisa dibawa kemana-mana karena bisa dimasukkan dalam saku. Mungkin, karena itulah muncul istilah sugar glider sebagai peliharaan saku.
“Warna asli sugar glider sendiri adalah classic grey dengan ciri-ciri seperti garis tengah di tubuhnya seperti avatar, mata yang bulat berwarna hitam, namun juga ada varian lain yang berwarna putih dengan mata merah dan varian warna lainnya,” ungkap Jenny, pembina KPSGI.
Cara pemeliharaan dan perawatan hewan imut ini juga terbilang cukup mudah. Anda hanya perlu menyiapkan kandang untuknya. Pemilik sugar glider biasanya memberikan makanan berupa bubur bayi, serangga, ulat hongkong, ataupun buah-buahan yang memiliki tekstur lunak dan mudah dicerna.
Sugar glider juga terkenal memiliki bonding pada pemiliknya. Apa itu bonding?
Bonding atau yang artinya “terikat”, bisa dikatakan sudah ada ikatan dengan sang pemilik. Misalnya, sugar glider akan datang jika dipanggil oleh pemiliknya, sugar glider akan lompat ke pemilik jika dirasa jauh darinya. Selain itu, hewan eksotik ini juga akan menghapal bau badan sang pemilik.
“Untuk pemeliharaannya sendiri, harus dilakukan dengan penuh kasih sayang, untuk menciptakan bonding itu sendiri,” tutur Jenny.
Biasanya KPSGI berkumpul di acara Car Free Day setiap minggunya di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Selain untuk menjalin komunikasi serta mengedukasi masyarakat, banyak anggota KPSGI yang juga mengembangbiakkan hewan lucu ini. Hal ini dilakukan guna menjaga dan melestarikan populasi sugar glider.
Jenny menuturkan, “Sugar glider jika dipelihara oleh manusia dapat bertahan hidup sekitar 10 hingga 12 tahun.”
Jadi, apakah Anda juga tertarik untuk memelihara si hewan eksotik asli Indonesia ini?