Pertanianku – Tiktok merupakan kependekan dari kata itik dan entok, yaitu hasil persilangan antara itik betina (Anas plathyrynchos) dengan entok jantan (Cairina moschata). Perkawinan ini bisa terjadi karena jumlah kromosom keduanya sama sehingga proses pembuahan bisa berlangsung, tetapi hanya sebatas sebagai itik hibrida dan bersifat mandul (infertil). Oleh karena itu, bibit tiktok dihasilkan dengan cara inseminasi buatan antara itik jantan dengan entok betina.
Tiktok di Indonesia banyak dipelihara dan dibudidayakan sebagai hewan ternak pedaging karena dagingnya dikenal enak dan gurih. Selain itu, pertumbuhan tiktok juga lebih cepat dan badannya lebih berbobot dibanding bebek biasa sehingga sangat menguntungkan bila dipelihara sebagai bebek pedaging.
Dalam waktu sekitar 40 hari, bebek tiktok yang dipelihara secara intensif sudah bisa dipanen dengan berat sekitar 1—1,2 kg. Pada pemeliharaan 10 minggu bobot tiktok bisa mencapai 2—2,3 kg. Sementara, bebek biasa untuk mencapai bobot hidup 1,1 kg diperlukan waktu sekitar 10 minggu dengan konversi pakan bervariasi antara 4,19—6,02.
Adapun bobot hidup itik betina afkir berkisar antara 1,3—1,4 kg dan setelah dipotong hanya menghasilkan karkas 0,9 kg. Itik jantan muda kurang diminati oleh usaha pembesaran itik pedaging karena tidak efisien dalam penggunaan pakan.
Daging tiktok lebih empuk dan lezat dibandingkan daging itik yang banyak dikonsumsi masyarakat dan beredar di pasaran, yang bersumber dari itik betina yang tidak produktif atau afkir atau itik jantan muda sebagai itik pedaging.
Daging itik betina afkir dan jantan muda kurang disukai masyarakat karena alot dan penampilannya kurang menarik. Hal ini karena itik petelur mempunyai badan yang langsing dan bobot dagingnya rendah. Selain rasa dan baunya anyir, daging itik betina afkir umumnya keras, warnanya cokelat kemerahan dan memiliki serabut otot yang besar. Apa lagi dalam pengolahan karkas yang kurang baik dapat menyebabkan bau apek dan penampilan yang kurang menarik. Akibatnya, harga daging itik relatif rendah.
Sementara, dalam proses pemeliharaan tiktok juga lebih unggul dibanding bebek biasa karena lebih tahan terhadap serangan penyakit. Kematian anak tiktok biasanya hanya disebabkan oleh terjepit di kandang atau basah tersiram air minum. Angka kematian atau mortalitas rata-rata hanya 2—5%. Pemeliharaan itik ini dapat dilakukan secara sederhana dan mudah dilaksanakan. Selamat mencoba memelihara tiktok!