Pertanianku – Ikan tilapia menjadi salah satu komoditas utama perikanan budidaya di Indonesia. Tilapia memiliki berbagai keunggulan, yaitu resistensi terhadap kualitas air dan penyakit relatif tinggi, toleran terhadap berbagai kondisi lingkungan, efisien dalam membentuk protein kualitas tinggi dari berbagai bahan organik, memiliki kemampuan tumbuh yang baik serta dapat dibudidayakan di air tawar ataupun payau.
Salah satu varian tilapia yang saat ini sedang gencar digalakkan adalah ikan nila salin. Ikan ini cepat populer karena memiliki keunggulan, yaitu mampu beradaptasi baik di air dengan salinitas cukup tinggi atau air payau. Kemampuan ini membuat ikan nila salin cocok untuk dikembangkan khususnya di tambak eks budidaya udang windu atau bandeng yang jumlahnya cukup luas dan sudah mulai mengalami penurunan mutu.
Sementara itu, produksi tilapia Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Kenaikan rata-rata produksinya 17,98% per tahun, sedangkan nilai produksi rata-rata naik 24,91% per tahun. Bahkan, pada 2013 produksi tilapia sebanyak 914,78 ribu ton senilai Rp10,698 triliun, pada 2014 naik menjadi 999,69 ribu ton senilai Rp12,389 triliun, dan pada 2015 mencapai 1,084 juta ton dengan nilai Rp21,236 triliun.
Ekspor tilapia Indonesia pun sudah berhasil menyasar berbagai negara. Negara kawasan Amerika yang secara rutin mengimpor tilapia asal Indonesia, yaitu Amerika Serikat dan Kanada. Sementara itu, dari kawasan Eropa antara lain Jerman, Belanda, Prancis, dan Belgia. Selain itu, negara-negara seperti Singapura, Taiwan, Malaysia, Vietnam, dan Australia juga merupakan importir tilapia Indonesia.
Volume ekspor tilapia pada 2015 mencapai 14.681 ton senilai US$ 89,7 juta dan pada 2016 sebesar 11.879 ton senilai US$ 71,419 juta (BPS 2015—2016). Meskipun turun, volume dan nilai ekspor tilapia masih menduduki urutan ketiga komoditas hasil perikanan budidaya setelah udang dan rumput laut, sedangkan untuk kelompok ikan menduduki posisi teratas.
“Untuk kelompok ikan, volume dan nilai produksi maupun ekspor tilapia merupakan yang tertinggi di antara komoditas perikanan budidaya lainnya. Berdasarkan fakta ini, maka tilapia memiliki posisi yang sangat strategis, sehingga pemerintah melalui KKP akan terus berupaya menjaga agar budidaya tilapia maupun komoditas lainnya aman dari berbagai ancaman baik yang bersifat pathogen maupun non pathogen,” tutup Slamet.