Yuk, Lihat Peluang Bisnis Pepaya Merah Delima!

Pertanianku – Balitbangtan bekerja sama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) asal Lampung mengambangkan varietas pepaya baru, yaitu pepaya merah delima. Buah tersebut adalah hasil rekayasa.

Balitbangtan menampilkan replika pepaya merah delima di gelaran teknologi inovasi pertanian. Ratusan buah asli disusun menjadi pepaya raksasa di perhelatan puncak Hari Pangan Sedunia Indonesia ke-36 di Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.

Para pengunjung, yang hadir dari berbagai penjuru Indonesia turut mencoba buah pepaya merah delima tersebut.

Seorang anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) asal Lampung mengatakan ingin mengembangkan pepaya merah delima. Menurutnya, di daerah asalnya belum banyak yang budidaya merah delima jadi belum ada ‘saingan’.

Pengunjung lain, setelah mencoba buah secara langsung, mengatakan pepaya merah delima ini rasanya lebih manis dibanding pepaya lain, renyah, dan warnanya cantik.

Pepaya merah delima merupakan salah satu varietas unggulan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) dan terpopuler di Indonesia.

Keunggulannya seperti warna daging buahnya merah oranye, daging buah tebal (> 3 cm), rasa sangat manis (TSS :11—14◦ Brix), produktivitas di atas 70 ton per hektare (ha), dan ukuran buah sedang. Pepaya ini dapat ditanam sampai ketinggian 1.000 m dpl juga dapat tumbuh dan beradaptasi dengan baik di lahan pasang surut.

Keunggulan lainnya, menghasilkan 80 buah per pohon per empat, produktivitas tanaman dapat mencapai 90 ton/ha/empat bulan, dengan jumlah populasi 1.200 tanaman/ha.

Pepaya merah delima dapat ditanam dengan jarak tanam 2×2 m sehingga produksi per hektare dapat lebih tinggi. Pepaya ini dapat dipanen pada umur 7—8 bulan setelah tanam dan umur produktifnya dapat mencapai 2—3 tahun.

Pengembangan agribisnis pepaya mempunyai prospek bisnis yang sangat baik. Nilai rasio B/C juga relatif tinggi, yakni sebesar 1,80. Hal ini mengidentifikasikan bahwa usaha ini relatif efisien dan dapat memberikan keuntungan hampir sebesar 1,8 kali biaya produksinya selama 1—1,5 tahun.