Pertanianku – Kacang merah merupakan salah satu Sumber Daya Genetik (SDG) dari Papua atau yang bisa disebut dengan kacang merah nabire. Sesuai namanya, kacang ini banyak tumbuh di Kabupaten Nabire Kepulauan, khususnya di Pulau Moor. Nama lokalnya, yaitu “urawagwa”.
Bagi masyarakat setempat, kacang merah nabire memiliki makna tersendiri dalam sebuah upacara adat di sana. Misalnya, dalam acara potong rambut dan tusuk telinga, kacang merah memberikan nilai prestige tersendiri bagi penyelenggara acara. Bahkan, dalam acara pernikahan, kacang merah dapat digunakan sebagai mas kawin.
Potensi SDG kacang tanah Nabire membuka peluang untuk digarap oleh lembaga penelitian supaya mendukung ketersediaan pangan berkelanjutan. SDG lokal tentu dapat diharapkan menjadi sumber pangan yang dapat tersedia secara terus menerus.
Oleh karena itu, diperlukan peran lembaga penelitian pertanian, dalam hal ini BPTP Balitbangtan Papua, untuk melakukan inventarisasi dan dokumentasi data SDG kacang tanah. Dilanjutkan dengan kegiatan koleksi dan konservasi (pemeliharaan), baik secara in situ (lekat lahan) maupun ex situ (koleksi di bank gen), agar keberadaan SDG tersebut terjaga dan lestari.
Secara morfologis, karakteristik daun kacang merah berwarna hijau dengan tangkai daun hijau muda. Panjang daun 8 cm dengan lebar 6 cm. Panjang tangkai daun 13 cm. Kelopak berwarna merah keunguan. Mahkota bunga berwarna kuning dengan bagian dalam lapisan kedua berwarna ungu muda. Panjang tangkai bunga > 15 cm dengan warna hijau.
Batang berwarna hijau. Terdapat cabang sebanyak 7 buah dengan panjang 120 cm. Batang menjalar bisa mencapai 182 cm. Dalam satu tanaman terdapat sekitar 10 cluster.
Beberapa cluster berada di bawah kanopi. Dalam satu cluster terdapat 2—3 polong dan dalam satu tanaman ada sekitar 20 polong. Berat satu polong adalah 2,26 gram. Warna polong ketika masih muda hijau dan ketika sudah tua kering berwarna putih kekuningan.
Ketika kering kulit polong tipis dan berkerut. Bentuk polong lurus. Ujung polong lancip seperti pengait. Panjang polong sekitar 18 cm dengan diameter 0,6 cm. Posisi polong menjuntai ke bawah.
Dalam satu polong terdapat 14 biji dengan berat biji 1,83 gram. Untuk satu satuan biji, memiliki panjang biji 6 mm, lebar biji 4 mm. Berat 100 biji adalah 12,4 gram. Biji berbentuk ginjal dengan warna merah bergaris, tidak berkilau dan tekstur halus. Susunan biji kering di dalam polong tidak berhimpitan. Dalam sekali panen, satu tanaman bisa menghasilkan sekitar 140 biji dengan berat sekitar 17,36 gram.