Pertanianku – Menurut sejarah, ayam buras sudah dikenal rakyat sejak zaman kerajaan Kutai. Ketika itu rakyat harus menyerahkan upeti yang salah satunya berupa ayam. Terdorong oleh kebutuhan untuk membayar upeti tersebut, dengan terpaksa rakyat akhirnya menernakkannya.
Pemberian nama ayam buras diawali dengan masuknya ayam ras ke Indonesia. Untuk memudahkan pembedaannya maka kelompok ayam domestik disebut ayam buras (bukan ras). Dengan demikian, pengertian ayam buras tidaklah sama dengan ayam kampung. Ayam buras berasal dari hasil domestikasi (ayam tidak komersial/ liar) empat spesies, yakni Gallus varius (ayam hutan hijau), Gallus gallus (ayam hutan merah), Gallus sonnerati (ayam hutan abu-abu india), dan Gallus lavayetti (ayam hutan jingga ceylon). Setelah sekian lama mengalami perkembangan pada kondisi lingkungan yang berbeda maka terbentuklah beraneka ragam jenis ayam buras dengan karakteristik yang khas pada setiap jenis. Dari situlah muncul jenis ayam kampung, kedu, nunukan, pelung, bekisar, dan ayam hias.
Secara skematis, keluarga ayam dan fungsinya sebagai produk peternakan yang menghasilkan protein dapat digambarkan sebagai berikut.
Sumber: Buku Ayam Buras Pedaging