Budidaya Cabai Rawit Skala Industri

Pertanianku – Peluang usaha budidaya cabai rawit memiliki prospek yang bagus dan juga bernilai ekonomis tinggi. Bagaimana tidak, hampir seluruh masyarakat di Indonesia membutuhkan cabai rawit untuk memasak. Bahkan, komoditas satu ini memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat.

Budidaya Cabai Rawit Skala Industri

Cabai rawit merupakan jenis cabai yang berukuran kecil dengan tingkat kepedasan yang cukup tinggi. Rasa pedasnya mengalahkan jenis cabai berukuran besar. Tanaman ini sangat mudah dibudidayakan dan perawatannya pun sederhana. Cabai rawit juga sangat tahan terhadap cuaca, hama, dan penyakit dibanding jenis cabai besar atau cabai keriting. Di pasaran, harga cabai rawit pun di atas cabai jenis lainnya. Jika Anda ingin menjalankan bisnis ini, berikut panduan budidaya cabai rawit skala industri.

Pembenihan dan pembibitan

Terdapat beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum budidaya cabai rawit. Salah satunya memilih bibit yang berkualitas dengan tingkat kepedasan yang cukup untuk ditanam. Untuk mendapatkan benih, Anda bisa membelinya atau mengambil biji cabai rawit.

Benih yang bagus biasanya diambil dari hasil panen ke-4 hingga ke-6. Pilih benih cabai rawit dari indukan yang sehat, berdaun dan buah lebat, serta pohon yang kuat. Cari buah yang mulus dan bebas dari penyakit dan hama. Biarkan buah menua dan mengering di pohon. Petik dan potong secara membujur kulit buahnya, ambil biji hanya bagian tengahnya. Selanjutnya rendam benih dalam air dan buang biji yang mengambang, kemudian jemur biji tersebut hingga kering selama 3 hari. Semaikan sekitar 0,5 kg benih pada polybag untuk penyemaian. Tak lupa juga untuk memberikan naungan untuk menghindari dari paparan sinar matahari langsung dan hujan.

Gunakan polybag berukuran 5 × 10 cm dengan media persemaian 3/4 bagiannya. Campurkan tanah, arang sekam, dan kompos dengan perbandingan 1 : 1 : 1 sebagai media persemaiannya. Sebelum disemai, rendam benih selama 6 jam kemudian tanam benih sedalam 0,5 cm lalu tutup dengan media tanam tipis-tipis. Lakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari. Bibit akan mulai tumbuh pada hari ke tujuh dan baru bisa dipindah setelah muncul 4—6 helai daun atau sekitar umur 1—1,5 bulan.

Pengolahan lahan

Proses selanjutnya pada budidaya cabai rawit adalah membajak tanah dengan cangkul sedalam 40 cm, tambahkan dolomit 1—4 ton/hektare jika kondisi tanah terlalu asam. Buat bedengan dengan lebar sekitar 100—110 cm dengan tinggi 30—40 cm dan panjang disesuaikan luas lahan. Atur jarak tanam antarbedengan pada ukuran 60 cm. Berikan pupuk dasar dari campuran pupuk kompos/pupuk kandang sebanyak 15—20 ton/hektare. Tambahkan pupuk urea, SP-36, dan KCl jika tanah kurang subur. Tanam cabai rawit di lubang tanam dengan jarak sekitar 50—60 cm. Lubang tanam dibuat dua baris setiap bedengan dengan jarak antarbaris 60 cm. Tanam bibit beserta tanah dalam polybag semai kemudian siram dengan air untuk menjaga kelembapan lahan tanamnya. Penanaman sebaiknya dilakukan saat pagi atau sore hari.

Perawatan

Proses selanjutnya adalah perawatan tanaman yang harus dilakukan secara intensif. Lakukan penyiraman saat lahan terlihat kering saja. Pengairan diberikan dengan takaran secukupnya agar tanaman tidak membusuk. Jika ingin melakukan pengairan lahan secara luas, lakukan setiap 2 minggu sekali saja. Lakukan pemupukan susulan setelah berumur 1 bulan setelah tanam dan setiap selesai panen. Berikan pupuk cair yang telah diencerkan sebanyak 100 ml untuk setiap tanaman atau kompos sebanyak 500—700 gr. Jika ingin hasilnya lebih maksimal, tambahkan Urea dan NPK sebagai pupuk tambahan. Jangan lupa lakukan penyiangan secara berkala untuk menjaga agar nutrisi bisa terserap maksimal.

Pemanenan

Cabai rawit sudah bisa dipanen setelah masuk umur 2,5—3 bulan setelah tanam. Panen bisa berlangsung selama 6 bulan atau lebih. Sementara itu, umur cabai rawit bisa mencapai umur 24 bulan. Dalam semusim panen, cabai rawit bisa dipetik 15—18 kali. Rata-rata hasil panen yang dihasilkan adalah 30 ton/hektare. Lakukan pemanenan saat pagi hari, petik cabai beserta tangkainya agar cabai lebih tahan lama dan tidak cepat busuk.