Pakan Alami Larva Ikan Patin

Pertanianku — Pakan alami sangat baik untuk benih ikan. Pakan ini biasanya berukuran sangat kecil sehingga cocok diberikan ke larva ikan patin. Kandungan nutrisi di dalam pakan alami ikan patin sangat lengkap dan mudah dicerna oleh usus larva ikan. Jenis pakan tersebut tidak akan mencemari lingkungan perairan karena sifatnya hidup.

larva ikan patin
foto: Pertanianku

Untuk mendapatkan pakan alami ikan patin, Anda dapat membudidayakannya sendiri atau membelinya. Berikut ini beberapa jenis pakan alami ikan patin yang bagus diberikan ke larva.

Artemia

Artemia hidup di laut, telur artemia yang baru menetas merupakan pakan alami yang bagus bagi larva ikan karena mengandung protein yang cukup tinggi sekitar 55 persen. Pakan artemia banyak dijual di pasaran dalam bentuk kemasan kaleng.

Pakan alami ini memiliki kelebihan berupa kulit yang keras dan tahan terhadap kekeringan. Telur artemia kering berbentuk bulat cekung, berwarna cokelat dengan diameter 200—300 mikron dan di dalamnya terdapat embrio aktif.

Cacing sutera

Cacing sutera atau Tubifex sp. terkenal sebagai cacing bertubuh lunak dan sangat lembut seperti sutera. Cacing sutera mengandung protein sebesar 57 persen dan lemak 13,3 persen. Cacing hidup di perairan dengan kondisi dasar berpasir, tanah halus, dan lempung. Cacing sangat mudah dijumpai di aliran air yang dangkal, jernih, sedikit mengalir, dan di bagian dasarnya terdapat lumpur halus yang kaya bahan organik.

Kutu air

Jenis kutu air yang dapat diberikan larva ikan patin adalah Dhapnia sp. dan Moina sp. Kutu air dapat diberikan ketika cadangan kuning telur larva sudah mulai habis. Ukuran kutu yang sangat kecil sangat sesuai dengan ukuran bukaan mulut larva ikan.

Anda dapat memenuhi kebutuhan kutu air dari alam atau membudidayakannya sendiri. Kutu air yang diambil dari alam dilakukan dengan menggunakan plankton net. Namun, saat ini sudah banyak pembudidaya kutu air yang memperjualbelikan pakan alami ini. Anda dapat menjumpai kutu air dijual di toko-toko ikan hias.

Kutu air yang dikulturkan lebih terjamin kebersihannya dibanding kutu air yang diambil langsung dari alam.