Cara Baru Budidaya Ikan Gurami dengan Teknik Probiotik Guba

Pertanianku – Ikan gurami merupakan salah satu komoditas perikanan di Indonesia yang permintaannya sangat tinggi. Hal ini karena ikan gurami memiliki rasa yang gurih dan lezat. Di Indonesia sendiri, ikan ini banyak disukai masyarakat. Meskipun harganya lumayan mahal, tak membuat masyarakat tidak ingin mengonsumsinya.

pria-ini-raup-untung-jutaan-dari-budidaya-ikan-nila

Banyak pengusaha yang sukses dengan menjalankan bisnis budidaya ikan gurami. Ditambah saat ini banyak masyarakat menerapkan sistem baru untuk budidaya ikan gurami, guna mendongkrak produktivitas. Salah satunya, budidaya ikan gurami dengan sistem probiotik GUBA (Gugus Simba).

Sistem ini telah berhasil diterapkan oleh pembudidaya gurami asal Jambidan Bantul, Yogyakarta. Kini pembudidaya gurami Jambidan telah meninggalkan cara konvensional budidaya ikan gurami dan beralih ke cara budidaya baru memanfaatkan probiotik.

Probiotik secara sederhana merupakan bakteri/mikroba yang berfungsi mendukung kehidupan makhluk hidup. Dalam hal budidaya gurami tentu saja probiotik digunakan untuk mendukung pertumbuhan ikan gurami yang dibudidayakan.

Menurut pengalaman pembudidaya gurami di Jambidan, aplikasi probiotik sistem GUBA dinilai mampu mempercepat pertumbuhan ikan gurami. Masa panen gurami pun menjadi lebih singkat.

Pada budidaya gurami sistem GUBA, setidaknya ada dua jenis probiotik yang diaplikasikan. Pertama, probiotik diguyurkan langsung di kolam budidaya. Contoh probiotik simba yang digunakan adalah Nature Simba, Masterfish Simba, dan SPF.

Penggunaan probiotik jenis ini ditujukan menambah populasi mikroba positif ke dalam kolam sehingga plankton yang menjadi pakan alami gurami akan tumbuh subur. Selain itu, probiotik ini juga berfungsi menjaga kestabilan air dan lingkungan kolam sehingga gurami yang dibudidayakan tetap sehat dan tidak gampang stres.

Kedua, probiotik yang dicampurkan ke dalam pakan. Jenis probiotik ini misalnya Rajagrameh, Nutrisi Simba, dan SPF. Penggunaan probiotik ini bertujuan agar pencernaan ikan gurami bekerja dengan optimal sehingga pakan yang dikonversikan menjadi daging pun menjadi maksimal.

Jika tanpa probiotik, dari seluruh bobot pakan gurami yang diberikan hanya kisaran 50—75% saja yang akan dikonversi menjadi daging dan sisanya akan dibuang sebagai kotoran ikan. Namun, jika memanfaatkan probiotik, pakan yang dicerna menjadi daging bisa meningkat sampai 90—95% dan hanya sedikit sekali yang dibuang menjadi kotoran.

Bagaimana, apakah Anda tertarik mencoba bisnis ikan gurami dengan menggunakan sistem GUBA ini?