Sawit Tekan Angka Kemiskinan Indonesia

Pertanianku — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI, Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa sawit tekan angka kemiskinan di Indonesia. Pasalnya, saat ini ada kira-kira 17,5 juta orang yang bekerja di bidang sawit, baik langsung di sektor perkebunannya maupun di sektor industri olahannya.

sawit tekan angka kemiskinan
Foto: Google Image

“Saya diperintahkan Presiden pergi ke Uni Eropa untuk melakukan pertemuan-pertemuan mengenai sawit. Kepentingan saya soal sawit sebenarnya renewable energy-nya dan biodieselnya. Jadi jangan tanyakan kenapa Menko Maritim urus sawit, saya urus biodieselnya, biodieselnya asalnya dari sawit, gitu aja. Supaya clear dulu”, kata Menko Luhut berdasarkan siaran pers yang dipublikasikan Maritim.go.id, Sabtu (12/5/2018).

Dalam kunjungannya ke Eropa, Menko Luhut mengangkat peran sawit dalam mengatasi masalah kemiskinan.

“Jadi hal itu akan berdampak pada kemiskinan. Padahal, angka kemiskinan kita sudah turun dari 0,41 menjadi 0,391. Penurunan Genie Ratio (Indonesia) itu banyak karena kelapa sawit. Perkebunan sawit ini banyak dimiliki negara-negara berkembang,” ujarnya menyampaikan korelasi sawit dengan kemiskinan yang merujuk pada studi yang dilakukan Universitas Stanford pada 2016.

Menko Luhut mengungkapkan bahwa tidak hanya pasar-pasar Eropa yang akan mengimpor sawit, tapi juga ada pasar dari negara lain, salah satunya Tiongkok.

“Tiongkok telah beri green light untuk impor sawit 500.000 ton tahun ini dan peluang angka ini naik sangat besar. Oleh karena itu, saya pikir perkembangannya bagus,” ungkap dia.

Menko Luhut juga memastikan bahwa Indonesia telah memiliki posisi tawar yang baik dengan Uni Eropa. “Kita itu bukan minta-minta pada mereka. Kita hanya meminta perlakuan yang adil bersandar pada WTO, tidak boleh ada diskriminasi dalam hal ini,” tandasnya.